Dalam sambutannya dan sekaligus penyerahan rumah, Rudy Gunawan berharap kepada warga agar memelihara dengan baik hibah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut tersebut. Ia menekankan, jangan lagi menggunakan tanah milik warga yang sebelumnya terjadi longsor digunakan untuk hunian kembali, dan status tanah tersebut, tegas Rudy tetap milik warga.
“Setelah diserahkan rumah dan tanah ini jangan dijual ya bu, kalau nanti kedepan diwariskan untuk anaknya silahkan. Kemudian, tanah yang sebelumnya (yang longsor) masih milik bapak dan ibu, kalau mau dimanfaatkan kebun, kandang ternak atau lainnya yang bermanfaat silahkan, tapi tidak boleh dibuat lagi hunian rumah lagi,” tandas Rudy dalam pesan sambutannya.
Prasyarat penerima bantuan rumah relokasi ini, lanjut Rudy, tentunya identitas kependudukan, dan menunjukan kartu vaksinasi dosis dua. Kemudian, sambung dia, hibah rumah dan tanah dari Pemkab Garut ini bisa dibuatkan sertipikat di Badan Pertanahan Nasional dan dasarnya adalah Surat Keputusan Bupati Garut tentang hibah tersebut.
“Tapi kalau sudah jadi sertipikat, disimpan di rumah ya, jangan di bank,” cetus Rudy.
Wujud kegembiraan Bupati Rudy atas selesai dan bisa diresmikannya rumah relokasi tersebut, beberapa warga penerima rumah relokasi menerima hadiah dorprize dari bupati berupa uang tunai dan alat rumah tangga. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak di jajaran Pemkab Garut, yang terus kerja keras sehingga penanganan bencana longsor di tiga kecamatan tersebut saat ini warga bisa hidup nyaman dan tenang menikmati hunian baru.
“Saya juga apresiasi kepada pak Yudha dari PDI Perjuangan dan tim Baguna yang telah turut berkontribusi besar dalam penanganan bencana ini,” kata Rudy.
Usai sambutan dan arahan, secara simbolis Bupati Garut didampingi, BNPB, Sekda, Asda 2, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman serta anggota DPRD Garut, menyerahkan kunci rumah kepada perwakilan dari tiga kecamatan, kemudian selanjutnya menandatangani prasasti peresmian dan gunting pita. (Ndy)
Komentar ditutup.