Kelompok Tani Hutan Sampalan Sukaresmi Garut bersama BKSDA Tanam 10.000 Pohon Kopi Java Preanger

SEPUTAR GARUT868 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Kelompok Tani Hutan (KTH) Sampalan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Gabut serta Babinkamtibmas Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, gelar gerakan menanam 10.000 pohon kopi unggulan di kawasan Lereng Gunung Papandayan, blok Cirtut, Kai Ngariung dan Pairas, Sabtu (17/10/2020).

Secara simbolis gerakan penanaman tersebut dilakukan oleh Babinkamtibmas Polsek Cisurupan, Briptu Tommy Restu W, SH, didampingi Polhut Resort Gunung Papandayan, Toni, serta seluruh anggota KTH Sampalan. Selama kegiatan berjalan tanpa hambatan apapun, dengan penuh kesadaran para penggarap areal hutan penyangga bahu-membahu melaksanakan penanaman yang di awali pada blok Citrut.

“Situasi yang terjadi akhir-akhir ini yang sering terjadi bencana banjir. Melalui kegiatan penanaman pohon ini diharapkan sebagai cara kita menjaga lingkungan kita,” ujar Briptu Tommy.

Dijelaskan Tommy, ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, agar tetap hijau dan lestari. Bibit tanaman pohon kopi yang ditanam sendiri, sambung Tommy, sebanyak 10.000 batang kopi priangan varietas Pelagio atau istilah lain kopi Java Preanger.

Sementara, Ketua KTH Sampalan, Iyep Saepul Mardani, menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan penamanan tersebut untuk menghijaukan areal hutan penyangga agar petani penggarap areal tersebut tidak hanya terfocus pada tanaman palawija, namun juga harus di selingi dengan tanaman keras agar kondisi hutan yang disangga terlindungi.

“Tujuan lainya agar petani penggarap yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Sampalan terbentuk jiwa peduli lingkungan,” ujarnya, Sabtu (17/10/2020) kemarin.

Ditambahkan Iyep, bahwa jenis kopi ini memang sangat diminati para pencinta kopi lokal dan luar daerah. Kopi jenis ini pun disebut merupakan jenis kopi tertua di Indonesia. Seperti diketahui, kopi dibawa Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1662, dan daerah priangan menjadi yang pertama atau pilot project pihak Belanda dalam upaya budidaya kopi di Nusantara.

“Maka muncullah istilah Prianger Stelsel (tanam paksa di wilayah Priangan). Salah satu daerah penanaman kopi di zaman Preanger Stelsel tersebut adalah wilayah Kampung Pelag sekarang. Tapi jangan kaget dengan harganya, karena rasanya yang kas ditambah mungkin ada nilai sejarah didalamnya. Kopi varietas Kampung Pelag dengan nama keren Pelaggio ini harganya selangit, bisa menembus Rp 500 ribu per kilogram,“ pungkasnya. (MAS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *