
Dia melanjutkan, seperti produksi keramik lainnya, proses pembuatan di tempatnya juga sangat tergantung cuaca dan lamanya proses pembakaran. Kedua proses tersebut juga tergantung pada bentuk keramik yang dibuatnya.
“Pembuatan satu guci besar bisa memakan waktu dua minggu bahkan lebih. Pengrajin seperti kami ini sangat tergantung cuaca, kalau cuacanya cerah akan lebih cepat. Tapi misalnya musim hujan seperti sekarang proses pembuatannya memakan waktu cukup lama dengan temperatur pembakaran 1.150 derajat,” tuturnya.
Keramik produksi Apoy ini cukup tersohor bahkan hingga ke daerah lain. Tak hanya merambah pasar di pulau Jawa, produksi keramik hias yang didominasi ukiran batik khas Garutan ini pun kini sudah melanglang buana hingga ke nusantara seperti Sumatera, Sulawesi dan Papua. Tak heran, keunikan keramik asal Cibatu ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Untuk pembuatan keramiknya ini, truk dari Sukabumi kerap membawa penuh tanah liat ke pabriknya sebagai bahan pencetakannya.
“Saya mempunyai harapan banyak mengenai usaha ini. Namun modal untuk pengadaan tanah liat kadang menjadi kendala. Berhubung di Garut tidak ada, terpaksa saya harus membelinya dari Sukabumi. Kualitas tanah disana itu sangat bagus untuk pencetakan keramik. Selain itu, ada juga campuran khusus untuk memperindah hasil keramik. Saya selalu teliti dalam proses pembuatan keramik supaya kuat dan tahan lama,” ujarnya.
Dari sisi desain, Apoy memiliki spesifikasi ornamen sendiri dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Spesifikasi ornamen itu pula yang dipercaya mengantar produk Apoy mampu menembus pasar. Ia pun tak pernah luput memamerkan produknya dalam setiap pameran. Dengan harapan, produknya semakin terkenal, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Untuk pemasaran, kami sudah punya pelanggan tetap. Namun saya berharap ada bantuan dari Pemkab Garut guna meningkatkan usaha pengrajin keramik seperti kami yang hanya satu-satunya ada di Kabupaten Garut. Meski pengrajin keramik belum menjadi identitas bagi Garut, untuk mengembangkan ciri khas suatu daerah sepertinya perlu konsisten supaya terus terjaga dan bersaing dengan produk luar,” pungkas Apoy.
Apoy menambahkan, untuk konsumen, kebanyakan memang membeli langsung produk yang sudah dicetak. Namun, tak sedikit juga yang datang ke pabriknya untuk khusus memesan bentuk keramik dengan desain dan motif sesuai keinginan sendiri. (Gie)
Komentar ditutup.