HARIANGARUTNEWS.COM – Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, memimpin pelaksanaan Gerakan Ring Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Cilampuyang, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Kamis (23/01/2025). Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran PMK yang berpotensi merugikan sektor peternakan tersebut, khususnya di wilayah Kabupaten Garut.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Garut mengungkapkan bahwa PMK menjadi ancaman serius bagi kualitas ternak, seperti sapi dan domba. Ia menekankan pentingnya tindakan preventif agar penyebaran penyakit ini tidak meluas.
Dalam kesempatannya, Ia berterima kasih kepada PT. Citra Agro Buana Semesta yang telah membantu pemerintah dalam memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa vaksinasi terhadap ternak-ternak yang berlokasi di sekitar perusahaan tersebut. Barnas berharap, dengan adanya vaksinasi ini, penyebaran PMK di Kabupaten Garut bisa dikendalikan.
“Sehingga pada saatnya nanti hari raya ataupun hari kurban ini tidak menjadi permasalahan yang meluas. Di mana distribusi ternak itu pasti akan dirasakan dan apabila di dalam distribusi itu ada penyakit tentu akan merugikan peternak,” katanya.
Program ini juga mendapat dukungan dari PT. Citra Agro Buana Semesta (CABS) melalui bantuan CSR berupa vaksinasi ternak. Direktur PT CABS, Yudi Guntara Noor, menjelaskan bahwa pihaknya aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Garut untuk memerangi PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD) di lingkungan sekitar perusahaan.
“Kami berharap vaksinasi ini dapat menjadi upaya pencegahan jangka panjang, terutama menjelang Iduladha, agar tidak terjadi pembatasan lalu lintas ternak,” tutur Yudi.
Ia menuturkan, bahwa sebelumnya ketika kasus PMK merebak di tahun 2022, pihaknya bersama pemerintah daerah juga telah melakukan upaya guna mengendalikan kasus PMK di Kecamatan Malangbong.
“Kita juga sama-sama dengan pemerintah melakukan hal yang sama, sehingga alhamdulilah waktu itu kita bisa terselesaikan dan tidak merebak. Malangbong yang bisa ditekan angkanya,” ujarnya.
Yudi menerangkan, di tahun ini angka kasus PMK mulai muncul kembali, sehingga pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah untuk menggelar vaksinasi bagi domba dan sapi.
“Dan untuk sapi khusus kita juga melakukan untuk LSD Lumpy Skincare Disease karena dua penyakit ini yang sedang bergejolak di sapi, kalau domba hanya PMK saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, para peternak yang ternaknya sudah dilakukan vaksinasi, kata Yudi, maka akan mendapat surat kesehatan berupa sertifikat vaksin yang menyatakan bahwa ternaknya sudah divaksin, sehingga hal tersebut dapat menjadi nilai tambah ketika ternak tersebut akan dijual khususnya di momen Idul Adha.
Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, melaporkan bahwa hingga saat ini terdapat 233 ternak sakit, 14 ternak mati, dan 9 ternak dipotong paksa akibat PMK. Pemerintah telah menyediakan 1.150 dosis vaksin, namun pelaku usaha peternakan diimbau untuk menyediakan vaksin tambahan secara mandiri.
“Kami berterima kasih kepada PT CABS yang menyediakan 158 dosis vaksin PMK dan LSD untuk sapi, serta 200 dosis vaksin PMK untuk domba,” kata Beni.
Dikatakan Beni, vaksinasi ini ditujukan untuk ternak sehat seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Pelaksanaannya melibatkan petugas pengendalian PMK terdiri dari petugas Dinas Perikanan dan Peternakan, petugas kesehatan hewan (dokter hewan dan paramedik veteriner), Unit Pelaksana Teknis (UPT) wilayah, serta petugas kesehatan hewan dari unit usaha peternakan seperti feedlot dan koperasi persusuan.
“Pemerintah juga mencanangkan gerakan vaksinasi PMK secara bersama-sama yang akan berlangsung pada Januari-Maret serta Juli-September tahun ini. Melalui upaya ini, diharapkan Kabupaten Garut dapat meminimalkan dampak PMK terhadap peternakan dan menjaga keberlanjutan ekonomi sektor peternakan di daerahnya,” pungkas Beni.