HARIANGARUTNEWS.COM – Kerjasama dengan Rumah Sunat AA (RSAA), praktek dokter keluarga Aghista yang merupakan salah satu tempat praktek layanan kesehatan masyarakat, dr Rd Ghianeysa Gantina, di Jalan Raya Bayongbong Desa Hegarmanah Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, menggelar khitan massal bagi warga sekitar, pada Minggu (19/11/2023).
Pantauan hariangarutnews.com, sejak pagi hari, para orang tua sudah berada di lokasi khitanan. Anak-anak yang mau dikhitan, langsung dilakukan pendataan dan pemeriksaan kondisi kesehatan mulai dari cek suhu tubuh dan lain sebagainya oleh para petugas. Tim medis diantaranya, dr Anggra Pratama , dr. Albin Salsabila Hasbi, dr. Rd. Ghianesya Gantina, dr. Shintia Surya Putri dan beberapa petugas pembantu lainnya, langsung melakukan khitan kepada anak-anak yang sudah sejak pagi menunggu.
“Pelayanan khitan ini sudah buka dua bulan yang lalu untuk warga yang ada di Cilimus, terutama Bayongbong dan sekitarnya. Kalau sekarang yang dilakukan sedang khitanan massal, bekerja sama dengan Rumah Sunat AA. Nanti warga Bayongbong yang ingin khitan, bisa datang kesini,” ujar dr.anggra, di sela kegiatannya.
Sunatan Massal yang digelar kata dr.anggra, merupakan bentuk kepedulian praktek dr. Ghianesya & apotek aghista kepada warga masyarakat sekitar khususnya di Kecamatan Bayongbong, dan anak yang dikhitan saat ini tidak dipungut biaya.
“Untuk yang hari ini cuma-cuma, ya untuk pengabdian kepada masyarakat, sekalian launching bahwa disini sudah ada untuk khitanan. Kalau buka sudah dua bulan yang lalu,” ucapnya.
Di tempat yang sama, dr Albin Salsabila Hasbi menyampaikan, bahwa layanan khitan yang dilakukan lebih kepada teknik-teknik yang baru. Dimana ada beberapa macam teknik sunat, diantaranya, Sunat Estetik, ada Sunat Sealer juga, ada Klamp Sealer.
“Kalau dulu ada yang namanya mukosa. Itu gak dipendekin. Makanya terkesan ada yang ngulup lagi atau yang jendol,” kata Albin. InsyaAllah untuk teknik yang sekarang, pemendekan mukosa itu lebih rapih dan resiko untuk kulup lagi lebih minim,” jelas Albin.
Untuk yang Sealer, lanjut Albin, ini menggunakan lem dan tanpa jahitan. Ini teknik pilihan kedua selain yang estetik. Selain itu kata Albin, untuk biusnya juga menggunakan FNI (Free Nedle Injection), sejenis bius yang disemprot, ini untuk meminimalisir rasa sakit pada anak.
“Kita di kami, pertama dapat souvernir, ada sertifikat, mainan juga, sama free konsul sampai sembuh dan akan kita pantau. Untuk kontrol, gak juga tidak apa-apa, nanti cukup by WA saja, kecuali kalau ada apa-apa, boleh cek kesini. Di hari ketiga, ketujuh dan ke empat empat belas, kita kontrol by WA. Kita foto dan dilihat perkembangannya bagaimana,” jelasnya.
dr. Anggra menyebutkan, bagi yang anaknya ingin dikhitan, diharapkan tidak dadakan mendaftar agar para orangtuanya bisa diberikan arahan, bagaimana tahapan anak yang akan dikhitan hingga proses penyembuhannya setelah dikhitan.
“Dadakan sih bisa saja, tapi saran saya ada planning dulu, misalkan sekian minggu lagi, atau sekian bulan lagi. Tapi kalau memang ada yang dadakan, kita akan usahakan,” katanya. (Ndy-TN)