Pemkab Garut Segera Launching Program Simpanan Pelajar

FOKUS864 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Garut rencananya akan meresmikan Program Simpanan Pelajar (Simpel) pada tanggal 5 September 2022 nanti. Hal ini bertujuan agar manfaat dari program ini bisa lebih banyak diketahui.

“Insya Allah tanggal 5 September nanti kita undang semua Perbankan, kemudian dari OJK-nya juga, kemudian dari ibu guru dan anak-anak didik sekolahnya,” kata Asisten Daerah (Asda) 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Teti Sarifeni, seusai memimpin Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), di Ruang Rapat Wakil Bupati Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (25/8/2022).

Teti Syarifeni menerangkan, pemilik tabungan Simpel kini sudah melebihi target di Tahun 2022 yakni sebanyak 7.800 nasabah.

“Kalau secara detailnya kami belum mendapatkan data yang real, tapi ada sekitar 20 ribu yah, luar biasa antusiasnya masyarakat untuk Simpel ini,” ujar Teti.

Ia menambahkan, dalam rapat yang dihadiri oleh perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihak perbankan dan beberapa perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Garut ini, selain membahas tabungan Simpel, dibahas pula program menolak rentenir, dan sosialisasi terkait Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bagi peternak dan petani.

Pihaknya bersama tim OJK selaku bagian dari TPAKD akan mendorong serta mencari solusi agar para petani maupun peternak bisa memanfaatkan program Jasindo. Terlebih, imbuh Teti, program ini menguntungkan karena dibantu oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“80 persen itu oleh APBN, 20 persen oleh petaninya, ini sangat menguntungkan. Sebetulnya kalau dinilaikan dengan uang, petani itu hanya 40 ribu, tapi di cover APBNnya 160 ribu. Kalau sapinya sakit atau mati bisa diklaim,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Industri Keuangan Non Bank dan Pasar Modal Kantor OJK Tasikmalaya, Dendy Juandi, memaparkan, dalam melawan rentenir, pihaknya akan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena menurutnya program tersebut memiliki bunga yang lebih rendah dibanding dengan pinjaman dari rentenir.

“Untuk melawan rentenir juga ada KUR atau Kredit Usaha Rakyat, yang dari BRI, BNI dan BJB itu bunganya lebih rendah dibanding bunga biasa, jadi daripada masyarakat ke rentenir mahal lebih baik ke KUR, dan inipun kami meminta perbankan agar proses kreditnya lebih ringkas, lebih cepat, biar masyarakat bisa lebih mudah untuk akses,” papar Dendy.

Ia menjelaskan tujuan dari adanya TPAKD ini untuk mencapai target inklusi 90 persen di tahun 2024, yang di tahun 2019 lalu angkanya masih sekitar 74 persen.

“Jadi inklusi itu, masyarakat yang punya akses ke keuangan, jadi agar lebih meningkat itu kita adakan edukasi, termasuk kita mengajak ke siswa dari sejak dini sudah diajarkan menabung, biar nanti masyarakat juga melek dan punya akseslah, jadi akses keuangan bagi masyarakat itu lebih gampang dan lebih cepat, tidak hanya untuk siswa, tadi kan yang terkait rentenir juga akses ke perbankan untuk pinjam uang juga lebih gampang ke perbankan,” tandasnya.

Ia mengungkapkan pihaknya akan melakukan edukasi terkait produk hingga keunggulan dari perbankan kepada masyarakat, agar nantinya bisa meningkatkan inklusi keuangan khususnya di Kabupaten Garut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *