Wakil Bupati Garut Berharap para Jurnalis Perkuat Mitigasi Bencana

FOKUS562 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, berharap para jurnalis yang bertugas dalam pencarian berita ketika terjadi bencana bisa memperkuat mitigasi bencana, khususnya bagi para jurnalis yang akan melakukan peliputan.

Hal itu diungkapkannya ketika menghadiri acara Workshop Jurnalis Sadar Risiko Bencana yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Jabar Quick Response (JQR), di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (10/08/2022).

“Harapan saya dengan adanya workshop ini bisa memperkuat mitigasi, kemudian juga memperkuat keahlian daripada jurnalis, khusus mungkin ada hal-hal khusus yang terkait dengan bencana,” harapnya.

Wabup Helmi mengapresiasi pelaksanaan workshop yang diikuti oleh kurang lebih 100 jurnalis ini. Ia mengatakan dalam hal mitigasi bencana ini menyangkut dua hal yakni berkaitan dengan fisik dan non fisik.

“Non fisik itu SDM, jadi memang sumber daya manusia kita harus siap, masyarakatnya harus siap, termasuk seluruh elemen yang ada di Kabupaten Garut juga harus siap bahwa kita ini adalah daerah bencana,” ujar Wabup Garut.

Ia juga juga berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena penyelenggaraan workshop ini digelar di Kabupaten Garut, dan ia menilai hal ini merupakan suatu penghormatan untuk pihaknya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, menuturkan kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara pemerintah, JQR, dan awak media dalam rangka tanggap terhadap bencana. Terlebih, imbuh Uu, pihaknya mempunyai program sebagai provinsi yang tanggap bencana.

“Kolaborasi ini diharapkan informasi yang sampai kepada kami dari masyarakat akurat, karena dilaporkan oleh mereka-mereka yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan berita, termasuk informasi-informasi tentang bencana kepada masyarakat pun ulah ditambah-tambah dan ulah dikurangan, sehingga akurat yang ada,” tutur Uu.

Ia menerangkan melalui workshop ini para jurnalis dibekali materi bagaimana cara meliput di daerah bencana, sehingga diharapkan jangan sampai ketika para jurnalis sedang mencari berita ataupun memburu berita, keselamatan pribadinya tidak diperhitungkan.

“Jadi harus tetap berita didapat tapi selamat, keselamatan ada berita juga ada, seperti yang diharapkan oleh kita semua,” terangnya.

Uu menjelaskan JQR sendiri merupakan salah satu ide dari Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, sebagai salah satu jawaban terhadap respon masyarakat yang dibantu dan direspon oleh pemerintah.

“Harapan kami Jabar Quick Response ini sekalipun kepemimpinannya berganti, tetep Jabar Quick Response ingin ada selamanya, yang merupakan mitra Pemerintah Provinsi Jawa Barat sampai kapanpun sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” jelas Wagub Jabar.

Di tempat yang sama, Kepala Diskominfo Jabar, Ika Mardiah, dalam sambutannya mengatakan ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan workshop ini, salah satunya yakni agar para jurnalis mengetahui potensi bencana yang ada di Jawa Barat.

“Mengetahui pengetahuan dasar tentang mitigasi kebencanaan, mengetahui risiko bencana saat di lapangan, mengetahui standar keselamatan yang mesti dilakukan di lokasi bencana, dan tercapainya kecepatan dan ketepatan informasi mengenai kebencanaan kepada publik ya oleh para jurnalis dengan aman,” kata Ika.

Ia mengungkapkan workshop ini berlangsung selama dua hari, dan diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta yang merupakan perwakilan dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Garut, Wartawan Foto Bandung, Pewarta Foto Indonesia, Pokja Gedung Sate dan Jurnalis perseorangan.

Sementara, Ketua Pelaksana acara, Aditya Saputra, mengungkapkan juga tujuan dari diadakannya workshop ini merupakan sebuah ikhtiar untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat, terutama kepada para jurnalis terkait pengetahuan dasar dan standar keselamatan di lokasi bencana.

“Tentu saja dapat menunjang tugas rekan-rekan jurnalis saat melakukan peliputan, sehingga kecepatan dan ketepatan informasi terkait informasi kebencanaan dapat tersampaikan kepada publik dengan baik, tanpa mengesampingkan keselamatan diri rekan-rekan jurnalis di lapangan,” ucapnya.

Ia juga menilai proses edukasi terkait safety awareness dan mitigasi di lokasi bencana ini tidak cukup hanya disampaikan dalam workshop ini. Sehingga ia berharap, kegiatan ini bisa menjadi pemicu pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti ini kedepannya.

“Kami berharap bahwa ikhtiar yang kami lakukan ini, dapat menjadi pemicu kegiatan-kegiatan sejenis, untuk dilakukan oleh banyak pihak, sehingga isu terhadap budaya tangguh bencana ini dapat mengarusutama di masyarakat, sehingga semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mempelajarinya,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *