Kunci Sukses Dibalik Sosok Pemilik Suara Merdu Bagian Protokol Pemkab Garut

FOKUS3,322 views

HARIANGARUTNEWS.COM –  Di balik sosok Bupati Garut, Rudy Gunawan, dan Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, yang dikenal super sibuk menjalankan tugas kedinasan. Selain ajudan, ada sosok lain yang punya peran penting dalam menunjang aktivitas orang nomor satu di Kabupaten Garut itu.

Dia lah Rika Mawarrika, yang saat ini bertugas di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Garut. Sosok Rika yang ramah, taat ibadah dan pekerja keras, membuat ia banyak disukai di lingkungan Pemkab Garut, termasuk awak media yang selalu meliput berbagai kegiatan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Garut.

Pernah menjadi penyiar radio Reks FM Garut selama lima tahun dan Radio Siaran Pemerintah Daerah selama enam tahun, pemilik suara merdu ini pada tahun 2009 melalui database diangkat menjadi CPNS dan beralih tugas di Bagian Informatika Pengelola website garutkab.go.id. Saat ini, suara Rika sering terdengar saat Bupati maupun Wakil Bupati memimpin apel gabungan setiap hari Senin di lapangan Setda atau diberbagai kegiatan Pemkab Garut lainnya.

“Tahun 2015 saya dipindah tugaskan menjadi protokoler, kemudian staff Bupati Garut selama dua tahun dan kembali lagi menjadi petugas protokol sampai sekarang mengikuti kegiatan pimpinan,” terang Rika saat ditemui disela-sela kegiatannya, Selasa (09/08/2022).

Menyampaikan sebuah pesan agar para audence dapat memahami isi pesan yang disampaikan atau yang dibawakan pada saat acara berlangsung, hal tersebut sangat diperhatikan oleh Rika. Pembacaan alur teks yang terdengar khidmat kerap terdengar sempurna dipandu dengan suara khasnya yang merdu, baik dalam sebuah acara formal maupun nonformal. Menurut Dia, improvisasi hanya boleh dilakukan di acara yang tidak terlalu formal atau resmi. Namun, apabila acara yang dibawakan sangat resmi dan kedinasan, MC tidak boleh berimprovisasi dan harus to the point sesuai teks acara.

Rika Mawarrika, saat membawa acara Pembukaan dan Penutupan Pekan Olahraga Santri Diniyah (Porsadin) Ke-VI Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Otista, Alun-Alun Garut, 29-31 Agustus 2022.

“Tentunya setiap teks pembawa acara akan menyesuaikan kegiatan yang dilakukan, misalnya dalam acara formal maupun nonformal. Tidak hanya itu, kami juga dituntut untuk fleksibel dan menguasai seluruh agenda. Intinya, seorang protokol harus memiliki daya cipta tinggi, dan mampu menciptakan hal-hal baru agar saat memandu acara hasil akhirnya baik dan benar. Kadang kami dituntut berimprovisasi, terutama jika acara berlangsung tidak sesuai dengan rundown,” beber Rika.

Memang menjadi seorang pembawa acara perlu banyak belajar, seperti halnya belajar berbicara di depan publik, mampu mengatur rasa gugup, tidak pemalu dan tentunya memiliki sikap yang menyenangkan supaya para tamu tidak merasa bosan. Hal ini tentunya juga membutuhkan waktu dan jam terbang yang tinggi, dan Rika Mawarrika sudah memiliki semua talenta itu. Pantauan hariangarutnews, jarang terjadi apa yang disebut “kecelakaan di udara” atau acara berjalan tidak lancar saat dibawakan oleh dirinya. Memberikan citra awal organisasi kepada stakeholder sehingga pengelolaan fungsi protokoler memenuhi kriteria profesionalisme adalah menjadi hal yang paling penting bagi Rika.

“Satu menit pertama dan satu menit terakhir adalah hal yang paling menentukan keberhasilan dalam memandu sebuah acara, dan salah satu tombak kesuksesannya adalah rekan kerja. Dalam setiap pekerjaan, kami dituntut untuk bekerja sama dengan tim, baik mencakup jadwal acara, layout ruangan, teknis maupun memahami Undang-Undang Keprotokolan yang berkembang saat ini. Kekompakan inilah yang kita bangun agar hasil yang ditunjukkan bisa maksimal. Yang pasti tugas kami tidak hanya melaksanakan tata protokoler dan menyiapkan kebutuhan prima agenda pimpinan, namun juga kehormatan untuk menyelanggarakan kegiatan,” pungkasnya. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *