Guratan Batik Garutan

MENARA GARUT1,052 views

Oleh : Sri Rahayu

HARIANGARUTNEWS.COM – Batik membuat Indonesia memiliki ciri yang khas di mancanegara. Perjalanan batik berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis corak khas di setiap daerahnya. Kota Garut menjadi salah satu kota penghasil batik yang dikenal dengan nama Batik Garutan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Batik Garutan, pada Maret 2020 aku pun menyambangi sebuah tempat pembuatan batik di wilayah Garut. Tepatnya “Batik Tulis Garutan Pudini,” yang berada di Jl. Ciledug dan Jl. Gunung Kasur No. 34, Kab. Garut, Jawa Barat.

Untuk menuju lokasi tersebut, aku menggunakan sepeda motor bersama temanku. Tak lupa mengenakan masker dan helm, untuk keselamatan diri. Selama di perjalanan, aku disuguhkan pemandangan pesawahan yang menyejukan mata.

Sampai di lokasi, penglihatanku langsung tertuju pada seorang pria yang sedang duduk. Orang itu berkali-kali melihat gambar pola di handphone-nya, kemudian dipetakan pada sehelai kain berwarna putih.
Seketika menengok, tatkala menyadari kehadiranku di sana. Aku pun memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuanku datang ke sana. Pria itu tersenyum ramah dan mengenalkan diri padaku. Gungun namanya, seorang pengrajin Batik Garutan.

Baru ku ketahui lewat penjelasannya, bahwa usaha pembuatan batik ini turun temurun di keluarganya. Dan perusahaan pembuatan Batik Garutan ini sudah beroperasi cukup lama.

Aku mencermati penjelasan Gungun bahwa setiap motif Batik Garutan yang dibuat, terinspirasi dari flora dan fauna di alam sekitar. Selain itu, aku mengamati hal yang paling khas dari batik Garutan. Yaitu warna latar kuning muda, seperti warna gading.

Setelah aku menyimak apa yang Gungun terangkan, ternyata ada beberapa jenis Batik Garutan. Dua diantaranya adalah batik tulis dan batik cap. Perbedaan dari kedua jenis batik ini adalah, batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting. Berupa alat terbuat dari tembaga, yang dibentuk bisa menampung malam atau lilin batik. Dan memiliki ujung berupa saluran atau pipa kecil untuk keluarnya lilin batik (malam) membentuk gambarawal pada permukaan kain.

Aku melihat warna dasar kain yang digunakan pada batik tulis, didominasi oleh warna lebih muda dibandingkan pada goresan motifnya. Dan setiap potongan gambar atau ragam hias yang diulang pada lembar kain, biasanya tidak sama bentuk dan ukurannya.

Dalam proses pengerjaan batik tulis yang halus, bisa memakan waktu tiga hingga enam bulan. Selanjutnya, untuk batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap atau alat yang terbuat dari tembaga. Dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki. Bentuk gambar atau desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama.

Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai lima hingga sepuluh tahun. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakaiannya hampir tidak terbatas.

Aku juga bertanya tentang harga jual dari kedua batik tersebut, ternyata batik tulis relatif lebih mahal dibandingkan dengan batik cap. Karena dari sisi kualitasnya pun lebih bagus, mewah, dan unik.

Aku melihat langsung proses pembuatan Batik Garutan. Gungun dan beberapa pekerja lain menjadi pemanduku. Pertama, alat dan bahan yang harus disiapkan adalah kain putih dan alat tulis berikut dengan pola yang ingin Digambar. Proses kedua yaitu penggambaran motif pada kain, disebut neras.

Berikutnya adalah proses penutupan motif tadi yang akan diwarnai menggunakan malam. Dilanjut dengan pemberian warna dasar atau pengobatan. Setelah itu, kain-kain batik tadi digodok untuk membuka malam yang menempel di kain tersebut. Kemudian dilakukan kembali proses menggambar motif menggunakan lilin dan diobat lagi. Proses terakhir penambahan warna-warna tertentu atau disebut nyolet.

Memasuki tempat menggambar motif menggunakan lilin, hidungku langsung mencium bau malam yang menyengat. Di ruangan itu, aku bercengkrama dengan para pegawai di sana.

Selepas itu, aku diizinkan untuk melihat-lihat baju dan kain batik yang sudah jadi di dalam lemari. Pantas saja batik disebut sebagai karya seni terapan, karena selain hasil karya manusia yang indah, batik juga dapat dipakai untuk berbagai keperluan manusia.

Aku mengakhiri kunjunganku di sana karena hari sudah mulai sore. Mengingat jarak tempuh ke rumahku cukup jauh sebab berada di daerah Bandung. Sebetulnya, tempat pembuatan batik yang menjadi tujuan utamaku adalah Batik Garutan RM. Namun, adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pabriknya tutup sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untung saja, ada penjaga di sana yang merekomendasikanku untuk ke tempat pembuatan batik milik adiknya.

(Penulis adalah Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta, Prodi Penerbitan Jurnalistik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *