Bupati Garut Hadiri Musda IX KAMMI Tahun 2022

FOKUS317 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Bupati Garut, Rudy Gunawan menghadiri sekaligus membuka acara Musyawarah Daerah (Musda) ke IX Tahun 2022, KAMMI Kabupaten Garut di Gedung Islamic Centre, Kecamatan Garut Kota, Jum’at (02/06/2022).

Tema dari kegiatan Musda kali ini adalah “Tadabbur Ayat Pancasila untuk Meradikalisasi Nilai Nasionalisme Terhadap Muslim Negarawan dalam Rangka Mentauhidkan Indonesia”.

Dalam sambutannya, Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan terimakasih kepada para ulama yang telah memberikan kontribusinya di masyarakat.

“Saya selaku Bupati Garut mengucapkan selamat berdemokrasi semoga KAMMI kedepan mampu menjadi lebih baik,” ucap Rudy.

Rudy menambahkan, pemimpin pemerintahan memiliki keterbatasan sebagaimana manusia biasa. Menurutnya, jangankan bupati, presiden sekalipun pasti melakukan kesalahan.

“Saya biasa dimaki ataupun di kritik, wajar, karena manusia bermacam-macam. Saya memiliki dosen yang berpesan, jangan bikin malu UNPAD’ akibat perkataan dan perbuatan yang relevan. Saya sangat suka berdiskusi terbuka silahkan. Tak sedikit demonstran yang memang membawa data yang dangkal. Namun begitu, kondisi Garut hari ini sudah lebih baik dibanding sebelumnya,” papar Bupati Garut.

Ketua Pelaksana Kegiatan Musda IX, Ali Thowaf, dalam laporannya mengatakan, tema yang diambil dalam kegiatan musda kali ini adalah meradikalisasi.

“Salah satu terminasi yang kami gunakan adalah radikalisasi, karena begitu pentingnya pemikiran yang radikal. Pemikiran radikal ini akan membentuk prinsip yang kuat dan aksi totalitas yang pada akhirnya melahirkan tujuan yang komprehensif,” kata Ali dalam laporannya.

Ketua Umum PD KAMMI Garut, Hamzah Sayyidussyuhada, S.T., dalam sambutannya menyampaikan, pemda harus bisa menjadi jembatan antara kampus sebagai solution maker dan masyarakat sebagai problem.

Lanjut disampaikan Hamzah, banyak sekali masalah yang dihadapi masyarakat tapi banyak pula mahasiswa yang mencari permasalahan untuk diselesaikan sebagai karya ilmiah, namun masyarakat tak menemukan solusi begitupun mahasiswa tak solutif karena mengarang masalah supaya biaya risetnya murah.

Perkara inilah sambung Hamzah, yang membuat kampus sebagai lembaga riset tidak memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Ditambah lagi, pemerintah yang memiliki anggaran untuk menyelesaikan masalah jarang menggunakan pendekatan ilmiah dan akhirnya semuanya tidak nyambung.

“Hari ini Kita memiliki Perda kepemudaan, tinggal ditangan bupati. Kita bisa mendorong dukungan riset kepada para mahasiswa yang layak dibantu tentu dengan syarat riset yang relevan dengan masalah yang dihadapi masyarakat dan pemerintah memberikan saya sebagai mahasiswa, membuat riset yang bermanfaat sangat cukup untuk memberikan kebanggaan secara pribadi,” tutupnya.

Ketua Keluarga Alumni KAMMI Jabar, Hendro Sugiarto, yang turut hadir dalam acara menyampaikan, hal yang sering dilupakan oleh aktivis yakni aspek kepemudaan yang lain.

“Aspek kepemudaan itu, selain kepemimpinan juga ada kewirausahaan yang sering terlewatkan. Pemerintah mulai dari pusat banyak menawarkan ruang untuk kewirausahaan sehingga fokus ini jangan sampai terlewatkan,” kata Hendro.

Sementara, Ketua MPD KAMMI Garut, Riana Abdul Azis dalam sambutannya bahwa problematika di Garut itu tak perlu digalipun tampak.

“Masalah yang kita hadapi sangat kompleks mulai dari angka kematian ibu hingga riset mahasiswa yang tidak relevan karena tidak pentahelix dan lain sebagainya,” katanya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *