Kerjasama dengan Yayasan Royal Amartha Nusantara, Putra Daerah di Garut Ini Akan Berikan Layanan Jemput Sampah Kepada Warga

MENARA GARUT980 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Manajemen sampah di Indonesia masih jauh dari kata baik. Kementrian Lingkungan Hidup mencatat 37,3 persen dari 67,8 ton sampah pada periode 2021 berasal dari limbah rumah tangga. Ini tentu PR bersama termasuk masyarakat, pemilahan sampah jadi solusi termudah yang bisa dilakukan oleh warga agar sampah bisa didaur ulang.

Nah, masyarakat Kampung Cigaluh RW05 Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, kedepan tidak perlu repot keluar rumah untuk membuang sampah. Yayasan Royal Amartha Nusantara melalui pengurus perwakilan Cabang Garut, Cepi Sulaeman, akan menyiapkan layanan jemput sampah hingga ke rumah. Warga yang memanfaatkan layanan cukup membayar Rp5.000 dalam seminggu kategori per rumah. Setelah ada layanan ini, masyarakat difasilitasi tong sampah untuk membuang sampah rumah tangga, kemudian akan dijemput setiap hari Selasa dan Jumat oleh petugas.

“Dalam rangka memaksimalkan kebersihan, sampah hasil rumah tangga tidak lagi dibuang di pemakaman atau di selokan, tetapi akan dijemput di rumah warga masing-masing. Setiap hari Selasa dan Jumat petugas kami yang akan mengambil sampahnya kemudian dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Syaratnya tentu yang sudah menyepakati iuran tersebut. Pengolahan sampah kedepan, pelan tapi pasti akan menunjukkan hasil positif baik secara ekonomi maupun dari sisi kebersihan lingkungan. Kami bertekad terus bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Cepi kepada awak media, Selasa (08/03/2022).

Cepi Sulaeman, berniat menjaga lingkungan dengan mimpi besar bersama Royal Amartha Nusantara.

Untuk mendapatkan layanan, kata Cepi, pihaknya akan melakukan door to door guna memberikan penawaran atau masyarakat bisa mendaftar melalui nomor telepon/whatsApp (WA) 0821-1139-2226. Masyarakat juga akan mendapatkan informasi tentang pengolahan dan pemanfaatan sampah. Pada setiap tempat, lanjut dia, memiliki proses pengelolaan sampah berbeda. Misalnya, pengelolaan sampah non organik yang sudah menumpuk dibakar dengan alat yang dirancang minim asap agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Sedangkan, untuk sampah yang organik terlebih dahulu diproses agar bisa menjadi pupuk kompos yang bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis.

Sejalan dengan arahan Pengurus Yayasan Royal Amartha Nusantara pusat, Cepi bersama pemuda lainnya berinisiatif dan mengembangkan masyarakat peduli terhadap lingkungan dari sampah berserakan. Setelah bertahun-tahun menjadi pengusaha di Jakarta, saat ini Cepi bersama teman-temannya yang menetap tinggal di daerah merasa terpanggil untuk mengelola sampah. Dirinya berharap, program mengelola sampah rumah tangga dengan melibatkan masyarakat ini memiliki nilai ekonomi.

“Program tersebut merupakan rencana dari Pimpinan Yayasan Royal Amartha Nusantara yang sudah berjalan di beberapa kota di Indonesia. Untuk mendukung program menjemput sampah di rumah ini, warga bakal dibebankan iuran per minggu sebesar Rp.5.000 atau sesuai dengan banyaknya sampah yang terkumpul. Jadi bukan retribusi tapi iuran. Tidak masuk kas daerah, tapi menjadi biaya operasional pengelola, seperti biaya bahan bakar, honor yang mengangkut, dan lainnya,” kata Jepri, sapaan akrab Cepi Sulaeman, yang juga pengurus Pokdarkamtibmas Bhayangkara Polres Garut, Selasa (08/03/2022).

Sebelumnya, Cepi mengungkapkan, program menjemput sampah di rumah warga ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan para Ketua RT, RW dan Kepala Desa bahkan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut. Hanya saja, ada beberapa hal yang mesti disiapkan untuk menjalankan program tersebut.

Sementara, Pimpinan Yayasan Royal Amartha Nusantara, BRM Dimas Bayu Amartha mengapresiasi kepedulian pilar-pilar pengurus Yayasan Royal Amartha Nusantara yang ada di daerah dalam memberdayakan masyarakat. Dimas mendorong semua pengurus yayasan tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah upaya menggerakkan roda perekonomian.

“Diawali berkeliling dari rumah ke rumah masyarakat setempat, sekaligus memberikan edukasi bagaimana cara pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah sesuai dengan jenisnya, saya mengapresiasi kegiatan yang menjadi salah satu program yayasan ini. Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah ini, tentunya semua pengurus turut bertanggung jawab untuk memelihara nama baik lembaga, sumber daya manusia, sarana dan peralatan, serta pembiayaan yang mendukung pengelolaan persampahan yang menjadi kewenangan yayasan,” ungkap BRM Dimas Bayu Amartha.

Dalam menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah, lanjut Dimas Bayu, dirinya berharap pengelola kedepannya mampu menyelenggarakan kerja sama, kemitraan, dan fasilitasi investasi dan pengembangan jejaring dalam pengelolaan sampah. Selain itu, imbuh Dia, pengurus juga harus memfasilitasi peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana persampahan yang dikelola anggota yayasan yang ada di wilayah lainnya.

Pimpinan Yayasan Royal Amartha Nusantara menambahkan, dirinya berharap dengan diawali dari yang sangat kecil ini, dari sebuah desa yang akan menjadi percontohan, kedepan Royal Amartha Nusantara akan menjadikan komoditi sampah menjadi bahan daur ulang yang bisa bermanfaat buat masyarakat serta dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat bawah dengan system pengelolaan kemitraan.

“Mimpi rakyat kecil adalah hidup damai, lingkungan bersih da nada pendapatan per kapita yang meningkat. Inilah PR pengurus Royal Amartha Nusantara Cabang Kabupaten Garut untuk mewujudkan mimpi tersebut,” pungkas BRM Dimas bayu Aamartha. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *