Tema Kebangsaan dan Ketatanegaraan Jadi Point Kajian Kebangsaan PK Himi STAIPI Garut

HARIANGARUTNEWS.COM – Tak ada wilayah ataupun negara yang tak memiliki sistem hukum. Sebab ia merupakan perangkat primer yang dibutuhkan dan harus ada dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PD Himi Persis Garut periode 2020-2021, Pipih Muspidah S Pd, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Kajian Diskusi ( Kadus) Himi Persis PK STAIPI Garut, pada Jum’at (12/11/2021).

Gelar acara kajian diskusi edisi ketiga yang diselenggarakan PK Himi Persis STAIPI Garut ini mengangkat tema kebangsaan dan ketatanegaraan. Kajian dilaksanakan di Masjid Akhpmwat Kampus STAI Persis Garut, serta dihadiri oleh 23 orang kader dan calon kader Himi Persis.

“Hukum adalah kesatuan dari aturan-aturan yang saling berkesinambungan, yang dibentuk untuk mengatur kehidupan masyarakat dalam sebuah negara,” tutur Pipih.

Pipih Muspidah, menuturkan di dalam prolognya, bahwa pola sistem hukum yang dipakai setiap negara itu memiliki faktor pembentuk dan pendukungnya masing-masing. Corak serta tata nilai sistem hukum di Indonesia sendiri, setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal, yakni peninggalan sistem kolonial pada masa penjajahan; ajaran dari agama islam yang dianut mayoritas masyarakat; serta kultur budaya dan sosial dari pribumi itu sendiri.

“Salah satu contohnya, kita dapat melihat pengaruh ajaran islam yang terkandung dalam sila-sila pancasila.” tegas beliau, “nilai-nilai ajaran islam tersebut diantaranya ialah nilai tauhid, sosial kemanusiaan, persatuan (jama’ah), musyawarah dan keadilan,” ungkapnya.

Dalam kajian tersebut, dibahas pula secara ringkas mengenai bentuk-bentuk sistem hukum yang dipakai oleh negara-negara di dunia, diantaranya sistem hukum syari’at islam (khilafah), demokrasi, oligarki, monarki, presidential, parlemen dan komunis.

Bahasan tersebut dilakukan dengan cara diskusi dan presentasi oleh para kader dan calon kader itu sendiri secara berkelompok. Dengan cara tersebut, diharapkan seluruh kader dan calon kader Himi Persis bisa mendapatkan wawasan dan pelajaran yang lebih luas, juga dapat ikut aktif berinteraksi dan terlibat dalam diskusi.

Di penghujung kajian, Pipih memberikan sepenggal nasihat sebagai closing statement, “Kader Himi Persis adalah kader ulul ‘ilmi.

“Bagi seorang kader ulul ‘ilmi, akhir dari menuntut ilmu tidaklah hanya sekedar tahu, namun juga mendekatkan diri pada Rabb Yang Maha-tahu,” ucapnya.

Sebab, imbuh dia, memang dari sana akan lahirlah para negarawan sejati yang cerdas dan rabbani, yang dapat menyuarakan solusi dan inovasi serta meluncurkan gerakan-gerakan berkualitas yang mampu memberikan banyak kemaslahatan dan kemanfaatan untuk negeri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *