Korban Pembunuhan di Selaawi Garut Telah Dimakamkan, Kedua Anak Korban Masih Balita Ditemui Camat

FOKUS979 views

HARIANGARUTNEWS.COM- Korban pembunuhan seorang perempuan yang bernama Mimin (25) warga kampung Cibingbin Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi yang diketahui pelakunya adalah suaminya sendiri tadi sore pukul 17.00 wib dimakamkan di tempat pemakaman umum daerah setempat kamis (9/9).

Proses pemakaman tersebut dihadiri warga yang begitu banyak, hadir pula Kepala Desa Cirapuhan dan Camat Selaawi, disamping tokoh masyarakat.

Adapun Camat Selaawi, Ridwan Effendi SSTP MSI menyampaikan sambutan duka yang dalam atas peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Atas nama pemerintahan Ridwan berharap keluarga yang di tinggalkan tabah dalam menghadapinya, juga kepada warga untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini semakin menambah ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Mari kita ambil hikmah dari peristiwa ini agar semakin bertaqwa kepada Alloh SWT, keluarga yang ditinggalkan semoga ada dalam ketabahan. Saya atas nama pemerintahan kecamatan selaawi menyampaikan duka yang sedalam dalamnya,semoga peristiwa ini tidak terulang kembali, ” ujar Ridwan Effendi.

Selepas mengikuti proses pemakaman, camat Selaawi langsung berkunjung menemui kedua anak korban yang masih balita. Camat pun tersentuh melihat anak anak korban yang masih kecil yang pertama anak perempuan berusia 4 tahun dan anak laki laki yang ke dua berusia 1,5 tahun. Kedua anak tersebut saat ini di rawat oleh kakak korban.

Seperti di ketahui, peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan melayangnya nyawa merupakan pasangan suami istri yang diawali percekcokan karena kesulitan ekonomi.

Mimin meninggal dengan luka tusuk di tubuhnya. Setelah perbuatan perampasan nyawa istri itu dilakukan, suaminya nekat akhiri hidup. Kini, Mimin sudah dimakamkan.

Edi Junaedi, ayah angkat Mimin mengatakan anaknya itu meminta dipeluk sesaat sebelum ia wafat.

Mimin (korban) masih bisa berkomunikasi dengan saya, saat perjalanan ke puskesmas dia ingin dipeluk, saya peluk dengan kondisi darah yang masih bercucuran. Saya menjadi saksi dan ikut merasakan kesakitannya,” ujar Edi. (Husni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *