Polres Garut Salurkan Bantuan Sembako Langsung Ke Rumah Warga

HARIANGARUTNEWS.COM – Kepolisian Resor (Polres) Garut bagikan santunan paket sembako kepada warga masyarakat, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Polri terhadap dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dimasa pandemi Covid-19.

Pantauan hariangarutnews.com, Waka Polres Garut Kompol Andrey Valentino SIK didampingi Kapolsek Garut Kota Kompol Deden Mulyana dan Camat Teten Sundara, Lurah Kota Wetan Galih Mawariz, Babinsa Serka Dadang dan Bhabinkamtibmas Aiptu Misja, membagikan puluhan paket sembako kepada lansia dan jompo langsung secara dor to dor.

“Hari ini Polres Garut kembali melakukan bakti sosial. Hari ini kita sudah melaksanakan di sepuluh titik sasaran,” ujar Waka Polres Garut, Kompol Andrey Valentino SIK, usai menyerahkan bantuan kepada warga, Senin (19/07/2021).

Lanjut disampaikan Waka Polres, bantuan yang disalurkan berupa beras yang ditargetkan satu ton per hari dan 500 dus paket bahan makanan. Sasaran ini, kata Kompol Andrey yang memang sangat-sangat membutuhkan untuk kebutuhan sehari

“Kita mendata melalui para Bhabinkamtibmas, daerah mana dan siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan sosial tersebut dan memang belum menerima bantuan sebelumnya,” terangnya.

Dengan kegiatan baksos tersebut, imbuh Waka Polres, diharapkan Polri tidak hanya melaksanakan tugas pokoknya saja. Namun bisa melakukan hal yang bersifat sosial, peduli terhadap warga masyarakat.

Hal sedana diungkapkan Lurah Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota Galih Mawariz. Dimana penerima bantuan ini hasil pendataan penjaringan, warga yang sangat membutuhkan dan memang tidak menerima bantuan sebelumnya.

“Alhamdulillah hari ini menerima bantuan dari Polres Garut berupa 50 paket sembako tersebar di 23 RW dan warga sangat senang sumringah karena memang mereka belum mendapatkan bantuan sebelumnya,” terang Galih.

Galih juga menjelaskan, data warga yang tidak tercover bantuan sosial pemerintah di wilayahnya mencapai 400 orang. Mereka ini, lanjut Galih, terkendalanya tidak terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Ada juga kendala ketika dimasukan dalam DTKS, ada KK yang tidak online, KTP-nya belum update dan ada juga warga yang pindah datang ke Kota Wetan, mereka belum mengurus administrasi kependudukan,” pungkas Galih. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *