Wakil Bupati Garut Sesalkan Oknum Masyarakat Aniaya Tenaga Kesehatan, Ini Kronologinya

FOKUS2,131 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, sesalkan oknum warga yang melakukan tindakan kekerasan terhadap tenaga medis di Puskesmas Pameungpeuk. Wabup menyebutkan, perawat yang menjadi korban sudah dilakukan visum dan pelaku sedang dicari oleh pihak kepolisian.

“Pertama kita menyeselakan kejadian tersebut disaat kita harus memberikan support kepada mereka dikarenakan petugas kita sudah banyak yang terkena covid 19,” ucap Helmi, Kamis (24/06/2021).

Menurutnya, disaat semua harus memberikan support kepada mereka para nakes yang berjibaku dalam penaganan Covid-19 bahkan turut terpapar, hindari sikap dari oknum di masyarakat seperti itu dan tidak boleh terjadi lagi kejadian terulang.

“Tentu sekarang lagi proses perawatnya sudah divisum dan sekarang orangnya sedang di cari dan sedang di proses,” kata Helmi.

Lebih lanjut Helmi mengatakan, kejadian perawat dipukul ketika menangani pasien Covid-19 ini baru pertama kali terjadi di Kabupaten Garut dan proses hukum akan terus berlanjut.

“Hasil visum perawat yang kena pukul keluarga pasien covid terdapat luka memar di rahangnya,” jelas Helmi.

Sementara Kepala Puskesmas Pameungpeuk Hj. Tuti Sutiamah, S.ST, S.KM membenarkan adanya peristiwa pemukulan perawat tersebut yang terjadi pada pukul 20.07 WIB, Rabu (23/6/2021). Perawat tersebut kata dia, dipukul oleh keluarga pasien karena dianggap lama memakai baju APD dan ditanya dengan bahasa kasar.

“Na sia pakai baju mani lila (Kenapa kamu pakai baju lama sekali),” ungkapnya.

Camat Pameungpeuk, Drs H Tatang Suryana menyebutkan, pihak kecamatan sudah koordinasi dengan aparat setempat dari polsek dan koramil.

“Korban sudah membuat laporan ke polsek dan pihak polsek sedang mengejar pelaku karena pelaku sudah melarikan diri sudah tidak ada di tempat. Sementara ini pihak keluarga pelaku sudah memohon meminta maaf kepada pihak pemerintahan. Tapi ini sudah dilaporkan tetap akan ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” jelas Camat.

Mengenai pasien, lanjut Tatang, kronologis kejadian orang tua pelaku sudah masuk KC Positif Covid-19. Karena isoman tidak memadai di desa, maka dibawa di rawat ke UGD PKM Pamengpeuk. Ketika masuk dan dibawa oleh ambulance desa ke puskesmas, sementara petugas kesehatan terlebih dahulu memakai baju hazmat sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan (SOP).

“Masuklah pasien tersebut diantar sama anaknya, sesudah naik bed dan sudah beres, si anaknya memukul dengan alasan terlalu lama memakai baju APD dan si pelaku sempat berbicara ke tenaga medis kenapa memakai baju APD kan ayah saya bukan Covid. Itu alasannya sehingga terjadi pemukulan seperti itu kepada pihak tenaga kesehatan,” beber Camat Pameungpeuk. (YB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *