Pembatik Tulis Garutan Harus Diperhatikan, Kadisperindang dan ESDM : Yang Lanjut Usia Kita Akan Berikan Penghargaan

FOKUS702 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan (Kadisperindag) dan ESDM, yang juga selaku Ketua Harian Dekranasda Kabupaten Garut, usai menghadiri acara silaturrahmi bersama para pelaku penulis batik Garutan, di gedung Dekranasda, Jalan Cimanuk, Tarogong Kidul, Selasa (04/05/2021) menyebutkan bahwa penulis batik ini adalah aset Kabupaten Garut yang penting harus diperhatikan dan harus diberikan penghargaan.

“Saya menyadari betul karena setiap usaha itu tujuan akhirnya untuk peningkatan aktivitas ekonomi, tidak hanya budaya. Pada saat si pembatik ini tidak memiiki rumah, kemudian pendapatannya tidak memadai, ini akan terganggu regenerasinya,” ujar Kadisperindag dan ESDM Garut, Drs Nia Gania Karyana M Si.

Menurutnya, tidak salah kalau pihak pemerintah daerah koordinasi dengan Bank Tabungan Negara (BTN) tentang penyediaan rumah bagi mereka (para pembatik) dan atau mungkin nanti Perumnas juga bisa atau CSR-CSR yang berbentuk modal kerja, dan ini menjadi prioritas. Tetapi, sambung Gania, ini juga tidak hanya Batik Garutan termasuk juga produk-produk Garut lainnya, seperti kulit, akar wangi, ini pun sama.

 

“Setelah Batik Garutan ada out out dari Dekranasda, ini akan berlanjut ke yang lainnya,” ucapnya.

Gania menilai, regenerasi dari Batik Garutan ini memang sangat terlambat perkembangannya, jadi lanjut dia, dalam mengimplementasikannya, bisa dikatakan semua harus jadi pembatik, untuk akselerasi perkembangan Batik Garutan.

“Makanya saya menghimbau kepada para ASN, untuk bisa mengirimkan (belajar), bagaimana cara membatik ini, tempatnya nanti di Paledang atau dimana kita nanti tentukan. Kemudian kita berharap juga setelah membatik, ia juga membeli langsung produk yang di batiknya, sebagai bentuk kepedulian dalam rangka meningkatkan pendapatan,” tandas Gania.

Ia juga berharap, sinergitas pembinaan tersebut tidak berhenti karena alasan tidak ada anggaran atau karena adanya Covid-19. Apapun resikonya, siapapun orangnya, tidak hanya Batik Garutan, ini harus dibina untuk keberlangsungan aktivitas ekonomi.

Gania juga menyampaikan rasa apresiasinya kepada para pelaku pembatik yang usianya saat ini sudah sangat lanjut. Ia mengaku pernah menemui pembatik Ibu Sukaenah (73) warga Paledang dan satu lagi Ibu Enong (72) warga Jalan Mawar kelurahan Pakuwon, yang usianya sudah diatas 60an kan.

“Pertama tentunya ingin memberikan penghargaan, kita akan pikirkan seperti apa penghargaannya, karena bagaimanapun mereka (pembatik) adalah pejuang ekonomi, pejuang budaya dan pejuang peningkatan kesejahteraan dan cikal bakal Batik itu dari mereka. InsyaAllah kita akan pikirkan, hanya batas usia sepuhnya itu berapa, kita akan kerjasama dengan Dinas Koperasi, InsyaAllah kita akan berikan apresiasi,” pungkasnya. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *