Liza, Duta Garut yang Mendunia Perlu Perhatian Pemerintah

FOKUS982 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Membawa nama baik Kabupaten Garut di mata dunia, salahsatu pelajar asal Garut yang berkiprah dalam kancah internasional, mahasiswi penerima beasiswa di universitas Asian University For Women (AUW) ini telah membuat keluarga bangga dan kagum dan secara tidak langsung, Kabupaten Garut harum dimata dunia internasional.

Adalah Noorhaliza Putri Fadhila (19), putri pasangan Hj Susi Srimulyati dan Drs H Cecep R Rusdaya, M MPd, warga Jalan Sadahurip Muhammadiyah, RT 05/05 Kelurahan Regol Kecamatan Garut Kota, yang mendapatkan beasiswa melalui program jalur prestasi umum, seleksi Provinsi Jawa Barat – Bangladesh, pada tahun 2019.

Mahasiswi berparas cantik yang dipanggil akrab Liza yang saat ini ia menempuh pendidikan di Bangladesh, hingga sekarang pada semester 9, IPK-nya terus meningkat dan tentunya hal itu merupakan prestasi akademik yang patut dibanggakan.

“Yang dapat beasiswa ke Balngladesh itu hanya enam orang, termasuk saya,” ucap Liza, Minggu (14/02/2021).

Diantara enam orang tersebut, sambung Liza, dirinya menjadi pelatih seni tari khas Tatar Sunda dan tentunya yang diajarkan adalah seni tari khas kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Liza juga mengaku pernah diskusi dengan putrinya Mahathir Muhammad, Perdana Menteri Malaysia.

Pelatih dan pecinta dan kerap membawakan tari tradisional Jawa Barat ini juga aktif dalam berorganisasi. Liza adalah Sekretaris Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) sebagai wadah mahasiswa dan mahasiswi di Bangladesh. Selain itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris Bidang Relasi Dunia dan Opini Publik Dirkominfo pada kepengurusan PPI Dunia. Pada aktivitas lainnya, Liza bekerja paruh waktu di Kanada selaku Sekretaris CEO, asisten dosen bahasa Korea di Asian University For Women (AUW).

Namun disisi lain, Pemerintah Kabupaten Garut sendiri belum mengetahui, bahwa ada warganya yang menjadi asset dan kebanggaan Garut. Dengan sederet prestasi yang ia raih, kepercayaan jabatan organisasi dan lainnya, rupanya belum ada sentuhan dari pemerintah untuk mendorong agar Noorhaliza Putri Fadhila, tetap bisa eksis dimata dunia, terutama dalam mendorong wisatawan dalam pengenalan seni dan budaya Indonesia terutama Kabupaten Garut Jawa Barat.

“Saya sering menampilkan tari disana, tapi belum berkostum yang sesuai. Hanya pakai baju batik seringnya,” kata Liza.

Tentunya ini harus ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Garut dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Agar asset Garut di luar negeri ini bisa tampil eksis dan maksimal, terus berkiprah dalam menempuh pendidikan sampai akhir dan membumingkan tari tradisional Garut Jawa Barat di mata dunia.

Mahasiswi jurusan Politik Filosofi Ekonomi ini, mengenyam pendidikan dasar, lulusan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Regol (Kiansantang) tahun 2013, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Garut tahun 2016 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Garut, lulusan tahun 2019.

“Apa yang saya lakukan di luar negeri, tentunya butuh dorongan dari semua pihak, terutama pemerintah daerah Kabupaten Garut. Saya berharap, ada perhatiannya dari bapak Bupati dan Wakil Bupati, untuk kedepan saya bisa mempertahankan dan terus akan mempromosikan Garut dimata Internasional,” pungkasnya. (Husni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *