Potret Keluarga Miskin Tunawicara di Sukawening Garut yang Tinggal Dirumah Bocor

FOKUS1,716 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Kisah pilu warga miskin penderita Tunawicara bernama Ani Rospiani (49) yang tinggal pada satu bangunan rumah yang tak layak huni di Kampung Cijambe Lebak, RT 01/02, Desa Sudalarang, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Hidup bersama sang suami Dodi (50) yang juga bernasib sama. Mereka dikaruniai dua orang anak, Dahlan Hermana (18) dan Muhamad Ripki Herman (7), bertahun-tahun tinggal di rumah yang kondisinya tidak layak huni.

Sebuat potret kondisi sosial masyarakat yang sangat memprihatinkan, dengan kondisi secara fisik keduanya yang memiliki kekurangan, mereka terhimpit ekonomi dan berada dibawah garis kemiskinan. Keluarga ini tinggal dalam rumah berlantaikan semen, atap yang sudah bocor sebagian ditambal menggunakan kertas kardus. Bagian dinding rumah pun yang terbuat dari anyaman bilik bambu sudah rapuh di makan rayap.

Melalui bantuan komunikasi salah seorang Perangkat Desa Sudalarang, Nurul Khoerunisa, hariangarutnews.com mencoba menggali informasi tentang kondisi keluarga Ani Rospiani.

“Menurut bu Ani, ia dan suami bermata pencaharian sebagai tukang gorengan, kadangkala saat musim panen tetangga ikut membantu dan mendapat upah dan hasilnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja, tidak cukup untuk memperbaiki rumah,” kata Nurul setelah melakukan komunikasi isyarat dengan Ani Rospiani, Selasa (26/01/2021).

Lanjut dikatakan Nurul, Ani Rospiani juga mengaku sudah hampir tiga tahun menempati rumah rusak tersebut dan hingga kini kini belum pernah mendapat bantuan bedah rumah dan bantuan lainnya, apalagi sekarang sudah delapan bulan suaminya belum pulang dan tidak memberikan kebutuhan nafkah keluarga.

”Bu Ani juga mengaku tidak mendapatkan bantuan sosial pemerintah sama sekali, baik program PKH atau BPNT dan yang lainya. Padahal ia sangat berharap pemerintah bisa menurunkan bantuan untuk keluarganya, karena penghasilan sehari-hari tidak cukup. Selain itu, bu Ani juga berharap sangat ada bantuan bedah rumah agar lebih layak untuk ditinggali,” jelas Nurul.

Sementara Kepala Desa Sudalarang, Dani Diana M Nur, mengaku sangat prihatin, karena memang seharusnya masyarakat miskin wajib dilindungi dan diperhatikan pemerintah. Namun, lanjut Dani, pemerintah desa sampai saat ini belum mendapatkan program Rutilahu atau program BSPS, baik dari provinsi ataupun pusat.

Dani juga menjelaskan, permasalahan keluarga disampaikan kepada pemerintah dan permasalahan Rutilahu di desanya memang cukup banyak mencapai 130 rumah yang perlu perbaikan. Sehingga kata Dani, permasalahan Rutilahu di desanya bisa teratasi.

Deni menambahkan, sebagai bentuk responsif terhadap masalah sosial warganya, pihaknya berupaya mengusulkan ke pihak dinas terkait, karena masyarakat yang diharapkan adalah hidup layak dan mempunyai rumah layak huni.

“Bukan hanya sekedar diberikan sembako, namun juga perlu diberikan program berkelanjutan yakni, peningkatan kebutuhan ekonomi semacam mata pencaharian yang memang dimiliki secara tetap,” pungkasnya. (Irwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *