Bupati Garut Prihatin, Belanja Barang Jasa Capai Rp1 Triliun Sementara Jalan Irigasi Hanya Rp139 Miliar

FOKUS1,122 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Apel pagi gabungan pertama kali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut di tahun 2021, dilapangan Setda, Senin (04/01/2021), Bupati Garut H Rudy Gunawan, usai penyerahan SK Penetapan Pengguna Anggaran (PA) ke masing-masing SKPD, kupas tuntas menyoroti anatomi struktur anggaran tahun 2021. Ia pun menyoroti masih sangat tingginya angka belanja barang dan jasa dibandingkan dengan angka program pembangunan.

Bupati Rudy mengingatkan, harus adanya peningkatan kualitas pelayanan di tahun 2021 dan semakin baik. Ia menilai prihatin dengan melihat struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan jumlah APBD Rp4,3 triliun lebih, Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkurang sekitar Rp30 miliar dari yang tadinya diatas Rp500 miliar dan sekarang hanya Rp485 miliar.

“Hari ini pun BOP bupati, wakil bupati mengalami penurunan dari satu bulan sekitar Rp7,5 juta dari tahun lalu. Kalau tahun lalu saya mendapatkan biaya operasional itu Rp35 juta, sekarang menjadi Rp30 juta,” ujar Rudy.

Lanjut disampaikan Rudy, dari APBD Rp4,3 triliun lebih, hanya mempunyai kemampuan dari PAD dan itu pun sudah termasuk pendataan yang dikelola oleh BLUD (rumah sakit dan puskesmas). Pendapatan reel dari pajak dan retribusi, hanya sekitar Rp15 miliar. Hal ini, kata dia, menjadi perhatian semua karena anatomi APBD ini harus dicermati dan dilakukan pengkajian kedepan.

“Saya akan bukakan ke masyarakat, bahwa APBD kita sangat-sangatlah memperhatikan,” ucapnya.

Dari belanja operasional, Rudy menjelaskan, yang hampir Rp3 triliun lebih, terdiri dari pembayaran gaji termasuk didalamnya sertipikasi, juga Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) hampir Rp1,77 triliun dan belanja barang jasa masih besar, tetapi imbuh ia, anatominya biar masyarakat menilai supaya para pengguna anggaran tahun depan bisa lebih efisien.

“Tahun depan lebih efektif tidak cofy paste terhadap hal yang berhubungan dengan penyusunan anggaran,” tegasnya.

Pada belanja barang dan jasa, sambung Rudy, di tahun ini Rp1 triliun lebih yang didalamnya ada perjalanan dinas, kendaraan, makan minum, adum dan lain sebagainya. Yang bersumber dari DAK, pemkab juga bisa belanja hibah sekitar Rp260 miliar lebih, sedangkan belanja hibah bantuan sosial hanya Rp16 miliar.

“Tapi ini yang memprihatinkan kita, belanja modal kita hanya Rp500 miliar, untuk belanja tanah ini hanya Rp64 miliar, untuk pembangunan gedung dan lain sebagainya Rp190 milar dan yang lebih memprihatinkan untuk urusan jalan dan irigasi hanya Rp139 miliar, itu adalah untuk jalan, irigasi dan lain sebagainya, tidak lebih dari Rp140 miliar,” beber Rudy.

Hal tersebut jelas bupati, diakibatkan oleh menurunnya pendapatan sekitar Rp225 miliar. Ini harus ada kecerdasan dari Bappeda dalam menyusun APBD tahun 2022.

“Belanja barang dan jasa masih bertengger diangka Rp1 triliun lebih, sedangkan untuk urusan jalan dan irigasi yang sekarang banyak jalan tidak berprikemanusiaan,” kata Rudy.

Rudy pun menyebutkan, pembangunan yang menggunakan swakelola tipe 2, kualitasnya bagus daripada pemborong yang tidak bagus. Ia pun akan mengirim surat khusus kepada BPK supaya meneliti dan menguji yang swaklola. Kalau hasilnya bagus dilanjutkan dan menjadi program unggulan Pemerintah Kabupaten Garut.

“Makan minum kita masih Rp35 miliar, biar wartawan juga tahu enggak apa-apa. Ini menjadi perhatian, perjalanan dinas kita meski sudah ada perpres yang baru, masih juga tinggi,” kata Rudy Gunawan dalam sambutannya. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *