Ada Pihak Ketiga Belum Dibayar, Bupati Garut Minta Inspektorat Cek Dana Covid-19 di Dinas dan BPKAD

FOKUS1,911 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Geram dengan adanya pihak ketiga yang menanyakan pembayaran kegiatan pengadaan, Bupati Garut H Rudy Gunawan, kembali meluapkan kemarahannya dihadapan peserta apel pagi gabungan dilapangan Setda, Senin (16/11/2020). Rudy menilai dinas teknis dan BPKAD lamban terus dalam pengelolaan dan atau merealisasikan anggaran.

“Ini saya cek pembayaran untuk bad juga belum, saya sampai buka desk, padahal undang-undang mengatakan dan saya sudah menyampaikan satu hari. Dinas dan BPKAD, belum satu meja, Selesaikan!,” tegas Rudy dalam sambutannya.

Kalau publik mengetahui dan membaca, lanjut Rudy, ratusan miliar anggaran direalokasi atau refokusing untuk anggaran penanganan Covid-19.

“Orang kalau baca itu, duitnya ratusan miliar direalokasi, direfokusing untuk Covid-19, bukan untuk proyek-proyek. Kita masih ngutang,” kata Rudy, dengan wajah bertanya-tanya.

Rudy juga mengaku ada dari pihak ketiga yang mempertanyakan melalui whatsapp pribadinya, karena pembayaran terlalu lama untuk pencairannya dari BPKAD.

“Itu pihak ketiga WA saya, aduh, kunaon can dibayar? (kenapa ini belum dibayar?). Yang dibagikan satu paket belum dibayar,” sesalnya.

Padahal kata dia, disposisi bupati sudah dikeluarkan sejak tanggal 26 Oktober 2020, sudah jauh beberapa hari sebelumnya. Untuk itu, Ia pun meminta inspektorat untuk turun untuk mengecek dinas terkait dan BPKAD.

“Inspektorat, yang kayak gini turun. Dinasnya cek, serius tidak. BPKAD-nya bener enggak melaksanakan undang-undang,” tandasnya.

Bupati pun menginginkan ada lagi pengadaan 200 unit bad, springbad (untuk pasien Covid-19) dengan harga Rp2 juta per unit. Karena selaku kepala daerah, ia tidak mau pasien Covid-19 disediakan fasilitas layanan hanya dengan blankar asal-asalan dan terabaikan.

“Saya tidak mau pakai blankar, kemarin ada rumah sakit yang meminta blankar, untuk apa blankar. Bagaimana kalau saudara kita yang positif, pakai blankar, diabaikan, tempatnya tidak nyaman. Uang kita ratusan miliar untuk itu,” kata Rudy Gunawan. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *