Angka Covid-19 Terus Naik, 35 Desa di Kabupaten Garut Menjadi Sample Rapid Survey Dinas Kesehatan

FOKUS1,774 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Melonjaknya angka positif terpapar Covid-19 di Kabupaten Garut yang dalam hitungan total sampai saat ini mencapai 970 orang dengan berbagai kluster. Tim Medis Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 pada Dinas Kesehatan lakukan Rapid Survey di 20 Kecamatan, yang terdiri dari 25 Puskesmas dan 35 desa se Kabupaten Garut.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (Kabid P2) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr Asep Surahman MKM.

“Kita menggunakan C Survey, Rapid Survey, itu sudah dihitung. Yang terpilih sekitar 35 desa secara random, kemudian ini di 25 Puskesmas dari 20 kecamatan, kita akan random semuanya, masing-masing satu desa itu diwakili oleh 7 masyarakat umum dan 7 ASN. Sehingga kita bisa petakan daerah mana yang memang membutuhkan intervensi lebih dari daerah lainnya,” papar dr Asep Surahman, Senin (09/11/2020).

Kabid P2 Dinas Kesehatan dr Asep Surahman

Dijelaskan dr Asep, bahwa tingkat kepatuhan masyarakat di Garut, masih dibawah data nasional dibawah 50%. Survey ini, sambungnya, butuh waktu dua atau tiga minggu kedepan dan untuk sample sekitar 420 orang yang memenuhi syarat untuk rapid survey dari 20 kecamatan, 25 puskesmas dan 35 desa.

“Kita akan fokus ditingkat kepatuhan, sejauh mana mereka mematuhi protokol kesehatan dan kita pun akan lihat persepsi dan isu apa di masyarakat, apa karena Hoax, atau Covid-19 sesungguhnya, persepsi mereka berkembang yang jauh dari yang kita inginkan. Sehingga kita bisa mempetakan, mapping dilapangan daerah mana saja yang butuh intervensi, sosialialisasi untuk menyamakan persepsi,” jelasnya.

Sementara, Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, menuturkan, bahwa angka yang terkonfirmasi positif itu masih terus tinggi, ini karena, pertama, bahwa tracking tracing kita itu tinggi/banyak. Para petugas medis terus aktif, teliti dan masif.

“Siapa pun yang kontak erat pasti dilakukan tracking tracing, dan sampai hari ini ada 35 ribu yang telah dilakukan tracking tracing. Yang wajib itu kan hanya 26 ribu, kita sudah lebih 9 ribu,” tutur Helmi.

Masih kata Helmi, ini tidak akan dihentikan, akan terus dilakukan untuk menjaga masyarakat jangan sampai ada Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berkeliaran, kontak erat, kemudian menularkan lagi. Jumlah penambahan pun, imbuh ia, diprediksi akan terus tinggi, tapi ini bukan menakut-nakuti masyarakat, mereka harus waspada, berupaya sama-sama bagaimana bisa melakukan upaya-upaya pencegahan, pemutusan rantai penyebaran virus.

“Dengan keterbukaan, justru ini akan lebih mudah melakukan pemeriksaan, dan tentu saya juga meminta kepada masyarakat tetap optimis, tenang memelihara suasana hati dan kejiwaan agar senang, karena itu adalah bagian daripada imunitas,” ungkapnya. (YB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *