HARIANGARUTNEWS.COM – Memasuki usia remaja dan jenjang pendidikan menengah, Natasya Oktafia Utami(16), putri sulung Hani Handayani, warga Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, ikuti jejak sang ibu, siap dedikasikan dirinya menjadi pelopor pergerakan anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) di Yayasan Pergerakan Anti Napza Nusantara Amartha (PANNA).
Diakuinya, melihat perkembangan jaman modern dengan segala kebebasan yang justru kebablasan. Di Indonesia saat ini, sambungnya, sudah banyak para kurir, pelaku penyelundupan, pengedar obat terlarang (narkoba) yang semakin marak diperjualbelikan, tak terkecuali di Kabupaten Garut.
“Saya sangat miris sekali, sering sekali melihat berita-berita baik online, cetak maupun electronik, terkait penangkapan kasus narkoba dan minuman keras,” ucap Tasya, saat ditemui di kediamannya, Jum’at (30/10/2020).
Dikatakan Natasya, banyak anak-anak, remaja hingga dewasa menjadi pemakai atau pecandu, bahkan jadi pengedar yang terpaksa berurusan dengan aparat penegak hukum karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Padahal, kata gadis mungil panggilan akrab Tasya ini, mereka tahu apa yang dilakukannya itu salah, melakukan perbuatan melawan hukum.
“Benarkah alasan ekonomi, entahlah. Yang jelas, dimata hukum bahwa itu salah dan perbuatan melawan hukum,” katanya.
Putri dari penggiat anti narkoba DPD PANNA Kabupaten Garut ini juga sangat mengapresiasi atas ekaistensi para penggiat anti narkoba. Karena menurutnya, bagaimana masa depan bisa gemilang dan cerdas serta jiwa sehat, kalau secara fisiknya dirusak oleh yang namanya narkoba.
“Intinya saya mengajak semuanya, khususnya mungkin teman-teman para remaja. Jangan pernah dekati narkoba sayangi jiwa mari tolak narkoba untuk masa depan yang gemilang. Karena mau tidak mau, kita adalah harapan kedepan, sebagai penerus masa depan bangsa dan negara serta agama,” pungkasnya. (Ndy)
