Helmi Usir Preman Hingga Tunggang Langgang, Menengok Kiprah Wakil Bupati Garut

FOKUS1,777 views

Oleh : Tata Ansorie, S.Kom (Pimpinan Umum)

Usai sholat isa berjamaah, penulis dan wakil bupati melihat beberapa ekor kelinci yang dipelihara di halaman rumah di perumahan intan regency yang ditempati oleh ajudan dan pengawal pribadinya (walpri). Obrolan ringan pun mengalir, sambil menunggu kedatangan tamu dari pengurus Persatuan Umat Islam (PUI) pusat.

Dalam perbincangan, dr. Helmi Budiman bercerita tentang aktifitasnya sehari-hari, dimana keinginan memajukan kabupaten Garut begitu kuat. Sehingga ia senantiasa mempersiapkan fisiknya untuk menjelelajahi setiap pelosok wilayah Garut yang begitu luas. Nampak wajah sumringah yang kuat tatkala dirinya menceritakan keindahan alam selepas kunjungannya ke kecamatan Cibalong belum lama ini. Ada leuwi atau sungai kangjeng dalem yang menurutnya sangat eksotis nan indah dipandang mata, hanya saja akes jalan menuju lokasi kurang begitu baik, sehingga perlu perbaikan.

Menurut Helmi, dinding tebing di sepanjang leuwi ada bebatuan yang langka ditemui di tempat lain. Ia tak hentinya mnyampaikan rasa kekagumannya akan potensi wisata di Cibalong.

Sepanjang mengenal wakil bupati Garut, belum pernah melihat dirinya memperlihatkan kegusaran atau kekesalan dalam menjalankan kinerjanya. Bahkan, banyak pihak menilai kalau wakil bupati itu selalu ramah dan baik ke bawahan maupun orang lain. Tetapi penulis tanya, apakah pernah memperlihatkan kekecewaan atau marah terhadap orang lain. Helmi pun tersenyum, ia mengklarifikasi jika dianggap tak pernah marah. Bahkan, tulisan masa sekolah yang dipandang dirinya alim dan tak pernah berkelahi atau ribut dengan teman seusianya ia bantah.

“Dulu saat ada yang nantang berkelahi saya ladeni. Pernah waktu pulang sekolah saya dihadang oleh lima orang yang seumuran, bahkan ada yang lebih dewasa lagi. Saya menyadari bakal kalah. Tetapi saya berpikir, jika saya babak belur, maka harus ada salahsatu dari mereka yang babak belur pula. Beruntung ada salahsatu pemuda yang sedikit preman melintas. Dia kenal saya karena tetanggaan kampung, sehingga berkelahinya tidak jadi, mereka langsung pergi”, ujar Helmi sambil tersenyum mengenang masa remajanya.

Selain itu, ada kejadian setelah menetap di Garut, tetapi belum menjadi anggota dewan. Di tempat praktek dokternya, hampir setiap malam digunakan sejumlah orang bermain judi kartu. Awalnya, ia memberitahukan ke tokoh warga setempat termasuk ketua RT. Hanya saja, mereka seperti tidak sanggup menegurnya. Bahkan, ketua RT menyatakan ketidaksanggupannya untuk menegur para penjudi tersebut.

Suatu malam, dr. Helmi Budiman pulang dari Garut selatan. Ketika memasuki pekarangan, nampak kembali orang-orang yang sedang bermain judi kartu di depan tempat praktek. Awalnya ia tak menghiraukan, ia terus berfikir bagaimana menangani para penjudi itu. Setelah mempertimbangkan dalam hatinya, ia putuskan keluar rumah dan langsung mengambil bangku yang berada dekat dengan orang-orang yang berjudi tersebut. Sambil berteriak “bubaarrr”, dirinya melemparkan bangku tersebut ke jalan.

Orang-orang yang sedang berjudi langsung berlarian membubarkan diri merasa ketakutan. Sejak kaejadian itu, tak ada lagi yang bermain judi di depan tempat praktek dokternya. Bahkan, salahsatu dari penjudi tersebut menjadi akrab dan kerap membantu di tempat prakteknya hingga sekarang.

“Jika sudah menegur atau marah ke orang lain, saya suka menyesal. Selalu kepikiran berlama-lama kalau sudah marah, makanya lebih baik menahan diri dan berusaha untuk tidak marah sekalipun rasa kesal pasti ada”, ungkapnya.**

  1. Helmi Usir Preman Hingga Tunggang Langgang, Menengok Kiprah Wakil Bupati Garut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *