Pengusaha Muda Garut : Sektor Pertanian Jangan Vakum Saat Pandemi Corona

FOKUS, SEPUTAR GARUT3,851 views

HARIANGARUTNEWS.COM -Dengan adanya Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang menginfeksi ribuan manusia bahkan menginfeksi sektor perekonomian dunia. Masyarakat diharapkan tidak panik dengan stok dari sector pertanian yang ada. Kita bisa mengambil pelajaran dari wabah Covid-19 yang menyebar ini, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian Indonesia sebagai pertanian yang unggul.

Pengusaha muda pertanian asal Garut, Dasep Badrussalam, menuturkan, pertanian memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini, ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja pada sektor pertanian. Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian.

“Kalau saja sistem agribisnis ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka kita bisa mandiri dalam hal pemenuhan bahan makanan penduduk. Perhatian pemerintah termasuk dalam menunjang sektor pertanian di bidang riset dan teknologi yang sepadan. Sebaliknya, kalau tidak ada perhatian dari program pemerintah, maka jangan harap sektor ini bisa berkembang,” tuturnya, Jum’at (24/04).

Dengan diberlakukannya Social Distancing dan Physical Distancing dibeberapa daerah, serta WFH (Work From Home). Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai sektor, agar keberlangsungan sektor pertanian tetap bertahan.

“Konsepnya, gimana caranya supaya konsumen bisa membeli produk sayuran dan buah sugar tanpa keluar rumah. Dan kita mencoba memfasilitasinya. Dan untuk petaninya, bagaimana mengefisienkan mata rantai pasok dari petani sampai ke konsumen,” kata Dasep.

Lanjutnya, kalau sistem konvensional yang terjadi sekarang itu dari petani – pengepul kecil – pengepul besar – pasar induk – pasar kecil atau eceran – konsumen. Pihaknya lebih menerapkan konsep, petani – distributor – konsumen. Sehingga buah dan sayuran segar cepat terdistribusikan ke konsumen.

“Saya menerapkan pola ovop (one village one product), satu desa/kecamatan 1 produk. Maksudnya, bisa jadi tiap kecamatan menampung satu jenis hasil bertaninya dari beberapa petani. Ya, untuk sekarang tidak mungkin juga untuk memfasilitasi seluruh petani Garut, toh Garut Fresh juga baru nongol kepermukaan. Masih kecil, masih butuh proses. Itu mah hanya pola saja yang diterapkan ,bahwa potensi sayuran dan buah garut itu luar biasa,” jelasnya, saat ditemui di Kedai Garut Fresh di Jalan Terusan Pembangunan Garut.

Ditambahkan Dasep, sampai saat ini yang masuk hasil pertanian dari beberapa kecamatan, diantaranya Wanaraja : cabe , cikajang : kentang , garut kota : cabe bendot , cisurupan : lemon , cigedug : markisa manis, tomat. Sucinaraja : bawang , karangpawitan : jeruk, bayongbong : buah naga, dll.
“Dalam situasi serba sulit karena pandemic ini, minimal ini merupakan langkah kecil saya untuk membantu petani di daerah, meskipun masih skala kecil,” pungkasnya. (Bulan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *