HARIANGARUTNEWS.COM – Keluarga menangis melihat proses pemakaman yang diduga korban virus corona di TPU Desa Sindang Ratu Kecamatan Wanaraja, Senin sekitar pukul 08.30 WIB (13/04). Proses pemakaman dilakukan dengan hati-hati dan dengan standar prosedur yang aman. Jenazah dibungkus dengan plastik dan dimasukkan ke dalam peti, keluarga dan peziarah pun dilarang mendekat ke lokasi penguburan.
Menurut Kepala Desa Sindang Ratu, Kecamatan Wanaraja, Yuyu Sunia mengatakan, orang yang meninggal dunia merupakan laki-laki berumur 67 tahun yang tinggal di Maleer, Batu Nunggal, Kabupaten Bandung. Almarhum, kata Kades, berprofesi sebagai pedagang yang mengalami sakit sesak napas dan pusing serta mual, sehingga pihak keluarga membawanya ke RSU Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung.
“Satu hari di rawat dan meninggal pada Minggu (12/04). Pasien diduga korban Covid-19 dan pihak keluarga membawa jenazah ke kampung halaman untuk dimakamkan,” ujar Yuyu.
Sementara Camat Wanaraja, Ganda Permana S Sos M Si menyampaikan, korban dibawa ke Garut hanya menumpang untuk dimakamkan, biasanya yang bersangkutan pulang ke kampung halaman waktu idul Fitri saja, adapun yang bersangkutan sakit sejak di Bandung, ketika meninggal dimakamkan di kampung halaman.
“Alhamdulillah dilapangan tidak ada penolakan warga. Hadir saat pemakaman diantaranya Forkopim Kecamatan Wanaraja, Kepala Desa, RT/RW dan warga setempat, namun semuanya tidak ada yang mendekat karena pemakamannya berdasarkan protokol kesehatan dengan memakai pakaian APD lengkap,” tutur Camat Wanaraja.
Dia melanjutkan, dari masyarakat ada empat orang yang biasa menguburkan dan semuanya memakai APD, serta seorang perawat dari Puskesmas Wanaraja. Camat menambahkan, berdasarkan surat pengantar ada permintaan keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman, disertai surat keterangan yang menyebutkan bahwa korban diduga merupakan suspect Corona, pungkasnya. (Gie-Irwi)
