Ketua Umum Komunitas Birbakum Garut : HOAX Lebih Bahaya dari Corona Virus

FOKUS, HUKUM & HAM4,275 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Ketua Umum Komunitas Biro Bantuan Hukum (BIRBAKUM) Kabupaten Garut, H RM Riesta Kuspritansyah SH, menyampaikan, tentang Isu kesehatan merupakan hal yang cenderung sensitif dalam masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang mudah percaya dan terpengaruh, sehingga mengabaikan informasi lainnya.

“Tak hanya itu, membaca hoax ternyata juga bisa membawa dampak buruk pada kesehatan Mental,” ucapnya, Minggu (05/04).

Menurut Riesta, Vasilis K Pozios MD, pernah membahas dalam studynya bahwa seorang psikiater forensikbmengatakan bahwa hoax dapat menimbulkan perasaan marah bahkan depresi. Karena Hoax atau berita palsu dimaksudkan untuk memanipulasi opini publik, dirancang untuk memancing respons emosional dari pembaca atau pemirsa. Sehingga dapat menimbulkan perasaan marah, curiga, cemas, dan bahkan depresi. Kelompok demografis mengalami peningkatan tajam dalam tingkat kecemasan.

“Terdapat studi yang meyakini bahwa HOAX bisa merugikan kesehatan mental. Dalam study tersebut tertulis para psikolog, sepakat bahwa berita hoax bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental, seperti post-traumatic stress syndrome (PTSD), menimbulkan kecemasan, sampai kekerasan,” bebernya.

Dikatakan Riesta, tidak hanya itu, psikolog percaya orang yang terpapar berita hoax juga bisa membutuhkan terapi, karena diselimuti kecemasan, stres, dan merasa kesepian karena berita palsu. Sebab, berita palsu bisa memanfaatkan kelompok orang yang takut, dan mengambil keuntungan dari ketakutan itu.

Lebih lanjut disampaikannya, psikolog menyarankan untuk tidak menyepelekan dampak buruk berita hoax pada kesehatan mental, karena bisa berlangsung dalam jangka panjang. Ini alasan Pemerintah Indonesia tidak ungkap identitas lengkap pasien Virus Corona di Indonesia.

Oleh karenanya, imbuh dia, kita bisa lebih berhati-hati lagi dalam menyebarkan berita, karena kalau berita tersebut belum dinyatakan valid, justru bisa berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Menyarankan masyarakat Indonesia untuk lebih bijak lagi dan berhati-hati dalam menyebarkan informasi dengan hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta dan cek keaslian foto. Selain itu, pemerintah juga mengimbau kita untuk melaporkan informasi hoax tersebut.

“Adanya pihak yang kontra misalnya menurut saya, akan memunculkan berita-berita hoax yang sifatnya mengcounter pemberitaan yang ada. Saya berharap seharusnya pemerintah juga memberikan arahan kepada semuanya, baik media maupun lainnya, supaya selalu berimbang ketika mempublish berita,” kata Riesta.

Ditambahkannya, untuk memperkuat ketahanan informasi nasional atau daerah, harus ada perbaikan pada moralitas dan mentalitas masyarakat. Perbaikan tersebut bisa dimulai dari pribadi masing-masing.

“Karna bagi saya dengan moral dan mental yang baik, akan lebih bisa mengontrol semua tindakan yang akan kita lakukan dan tidak akan ada lagi oknum-oknum penyebar berita hoax. Dengan sendirinya, mereka bisa memahami tentang arti pentingnya sebuah berita yang bisa merubah mindset dan bisa membangun opini bagi pembacanya. Dalam rangka memperkuat ketahanan informasi nasional, masyarakat juga harus jeli dalam membaca berita, supaya tidak terjebak oleh informasi yang ternyata hanya hoax semata,” tandasnya.

Salah satu Srikandi Birbakum, Bulan, menyampaikan, Kami Komunitas Birbakum, selalu menghimbau dan memberikan arahan dengan tagline “Yuk Redam Hoax”, dengan kesadaran yang muncul di dalam diri kita sendiri.

“Kuat atau tidaknya ketahanan nasional NKRI, karena ketahanan informasi yang lemah akan mudah disusupi oleh berita-berita hoax yang hanya akan memperlemah ketahanan nasional akibat gesekan-gesekan yang memicu konflik dan perpecahan NKRI secara garis besarnya,” papar Bulan.

Wadah Komunitas Birbakum, lanjut Bulan, mengajak masyarakat, instansi, para pengamat, politikus, pengusaha, pejabat, Ormas dan narasumber lainnya untuk berpadu membangun ketahanan informasi lewat positif berstatemen dan menyampaikan potensi positif. Sehingga, kata dia, informasi yang sampai ke masyarakat akan selalu membangun (Building), menginspirasi (Inspiring), dan berpikiran positif (Positive Thinking).

“Mari kita bersama-sama membangun ketahanan informasi demi Kabupaten Garut tercinta khususnya dan umumnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Salam Komunitas Birbakum,” pungkasnya. (Husni/BT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *