Miris, Dusun di Desa Sindang Anom Kabupaten Lampung Timur Ini Terisolir Tak Tersentuh Pembangunan

FOKUS4,675 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Saat infrastruktur jalan di daerah-daerah lain sudah berlapis aspal atau rabat beton, Jalan menuju Dusun IX RT02/01, Desa Sindang Anom, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, sampai sekarang ternyata masih berupa tanah merah.

Sehingga tidak heran jika keberadaan jalan itu, akhirnya sering menjadi keluhan masyarakat setempat. Pasalnya, dengan kondisi jalan yang masih tanah seperti itu, warga tentu akan kesulitan saat ingin membawa kendaraan pada musim hujan. Begitu juga pada musim kemarau, jalan tersebut sering menimbulkan polusi udara.

Salah seorang warga setempat, Karwan (30) mengatakan, Jalan di sepanjang Dusun IX RT02/01, Desa Sindang Anom, masih dalam kondisi tanah merah. Akibatnya, warga terisolir dan berdampak pada mahalnya kebutuhan pokok.

“Kondisi ini sudah berangsur selama puluhan tahun dan tak pernah ada perbaikan, sehingga menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas. Warga disini mayoritas kebanyakan buruh tani. Kondisi jalan rusak parah menyulitkan mereka untuk mendistribusikan barang hasil bumi, dan nyaris seperti terisolir,” ungkapnya.

Contohnya, lanjut dia menerangkan, di Dusun XI Desa Sindang Anom, Kecamatan Sekampung Udik mayoritas warganya bergantung pada pertanian dan perkebunan. Namun, jalan sepanjang kampung itu, kata Karwan, masih tanah merah. Jika musim hujan, mereka tidak bisa mendistribusikan hasil tani dan kebun.

“Pada akhirnya banyak petani yang merugi. Harga jual dari hasil perkebunan atau pertanian pun turun. Oleh karenanya, angka kemiskinan di kami masih tinggi. Sebab, akses kesehatan dan pendidikan pun menjadi sulit lantaran hampir 80 persen kondisi jalan masih tanah merah. Bagaimana warga bisa sejahtera jika kondisi jalannya masih tanah merah. Kalau hujan deras, tak jarang daerah kami terendam banjir, bahkan jembatan yang ada pun hanya menggunakan pohon kelapa,” bebernya.

Karwan menuturkan, pengusulan perbaikan sudah sering diajukan. Namun, hingga kini tak ada respon yang baik dari pemerintah. Warga di sini, imbuh dia, seperti diasingkan. Seperti belum merdeka. Jalan selain rusak parah juga masih tanah merah, akses pendidikan dan kesehatan pun sulit, belum lagi listrik pun masih menggunakan diesel, pungkasnya. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *