Jubir Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Garut : Kenali Gejala Virus Corona

FOKUS1,474 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Garut, Jum’at (06/03) melakukan rapat intensif guna mengantisipasi merebaknya kasus Covid-19. Dalam kesempatan tersebut, Pemkab Garut membentuk Pusat Informasi dan Koordinasi Corona Virus Disease 19 (Covid-19) di Command Center, dan Call Center 119, Kompleks Pendopo Kabupaten Garut.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik dari Dinas Komunikasi dan Informatika, yang ditunjuk sebagai Jubir Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19, Ricky Rizky Darajat, menghimbau agar masyarakat tidak panik namun tetap mengedepankan kewaspadaan, serta tidak termakan isu atau hoaks. Ricky berharap, masyarakat, lingkungan sekolah dan perkantoran agar meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Terkait pemeriksaan di daerah, pemerintah menerapkan cara yang sama melalui pengambilan spesimen suspect COVID-19 dan dikirim langsung ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) untuk mengetahui status suspect. Pemerintah menyatakan seorang pasien negatif COVID-19 apabila dinyatakan negatif setelah melalui 2 kali tahapan pemeriksaan. Jika belum maka sesuai prosedur kesehatan akan terus dirawat dalam area isolasi,” papar Ricky.

Pemerintah, lanjut dia, kini telah menyusun protokol melibatkan seluruh kementerian dan lembaga pemerintahan. Protokol merupakan perwujudan dari pemerintah hadir dan siap menanggapi persoalan Covid-19. Sementara, imbuhnya, dari aspek protokol kesehatan, Kemenkes mematok suhu 38 °C sebagai titik demam. Pemerintah merujuk ke RS terdekat.

“Pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker. Untuk kondisi darurat, bila bersin atau batuk di area umum tutuplah mulut dengan siku bagian dalam atau lengan baju bagian atas.  Masyarakat yang sakit juga dihimbau untuk tidak menggunakan transportasi umum guna meminimalisir kemungkinan risiko penyebaran penyakit,” terang Ricky.

Dikatakan Jubir Ricky, apabila ditemukan ada yang memenuhi kriteria suspect COVID-19 (demam tinggi, flu, batuk), mereka akan dirujuk ke salah satu RS rujukan COVID-19 dan dirawat dalam ruang isolasi. Jika tidak memenuhi kriteria, penanganan akan menyesuaikan dengan rujukan dari dokter yang memeriksa.

“Selanjutnya dari aspek protokol area pendidikan. Sekolah-sekolah harus menyediakan sarana cuci tangan. Pemerintah menginstruksikan seluruh warga sekolah untuk selalu hidup bersih dan sehat demi menjaga kesehatan tubuh. Setiap sekolah harus membersihkan ruangan 1 kali sehari miminal menggunakan zat disinfektan,” tuturnya.

Pihak sekolah juga, lanjut Ricky, harus memonitor absensi ketidakhadiran seluruh warga sekolah. Pastinya, salah satu alasan mereka tidak hadir adalah karena sakit. Mereka yang sakit diarahkan untuk melakukan check-up. Tidak kalah penting, ada juga hotline 119 sebagai sarana respons cepat tanggap yang diberikan pada masyarakat. Selain itu masyarakat bisa mendapatkan informasi perkembangan COVID-19 melalui situs https://infeksiemerging.kemkes.go.id/

“Protokol Komunikasi yang menjadi panduan bagi seluruh elemen pemerintah dalam memberi informasi seputar Covid-19 kepada publik. Protokol ini juga mengatur alur komunikasi pusat dan daerah. Diharapkan melalui protokol ini akan terjuwud komunikasi pemerintah yang baik sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat,” tandasnya.

Berkaitan dengan pasien yang diduga mirip dengan gejala terjangkit virus Corona, lanjutnya, sejak pukul 21.00 WIB (08/03) telah dirujuk ke RSHS Bandung, setelah sebelumnya diperiksa terlebih dahulu di RSU dr. Slamet. Menurut Ricky, pasien Ielaki paruh baya (42), dikirim ke ruang isolasi RSU dr. Slamet Garut pada hari Minggu (08/03), yang diterima dari salah satu klinik.

“Setelah diperiksa intensif, selanjutnya pasien dirujuk ke RSHS Bandung dan mengirim hasil pemeriksaan Laboratorium ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Sebelumnya, dilaporkan pasien memeriksakan diri ke salah satu klinik, mengingat gejala yang dirasakan pasien, yaitu demam tinggi disertai batuk dan sesak nafas. Pasien juga menceritakan riwayat perjalanan, dimana sebelumnya menetap di Macau, China, sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Saat pulang ke Indonesia ia singgah di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan melewati perjalanan ke Yogyakarta dan Surabaya. Keesokan harinya, yang bersangkutan tiba di Garut pada 1 Maret pagi,” terang Ricky.

Sementara, Bupati Garut, H Rudy Gunawan SH MH, Senin (09/03), usai memimpin apel pagi, membenarkan adanya warga yang menderita mirip dengan gejala terjangkit virus Corona. Namun, pihaknya tidak berwenang menentukan status kesehatan pasien. Pasien tersebut, kata Rudy, kini berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang telah mendapatkan penanganan di ruang khusus RSUD Garut sebelum akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung untuk pemeriksaan lebih lanjut. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *