Menolak Diwawancara, Ketua PPNI Garut Sesalkan Sikap Panpel dari Intan Science Center

FOKUS1,700 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pada dasarnya pers mempunyai kemerdekaan dalam menjalankan profesinya. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai aturan terkait mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi sesuai Pasal 4 ayat (3) UU Pers. Ini berarti pers tidak dapat dilarang untuk menyebarkan suatu berita atau informasi jika memang hal tersebut berguna untuk kepentingan publik.

Hal tersebut tampaknya belum dipahami oleh Panitia Seminar dan Sosialisasi, Pre And Post Hospital Care In Musculoskeletal Trauma, yang digelar di Pendopo Kabupaten Garut pada Sabtu (22/02). Saat acara berlangsung, panitia penyelenggara terkesan menutup akses publikasi bagi para jurnalis. Bahkan ketika hendak diwawancara oleh beberapa awak media, panitia malah saling tuding.

“Sangat disayangkan, tadi beberapa media yang berkumpul hendak wawancara kegiatan, tak ada satu orang pun dari pihak panitia yang mau di wawancara, kan aneh, kenapa? Kegiatan yang konon digelar secara terbuka tersebut malah terkesan tertutup. Panitia menolak diwawancara hingga saling tuding antara panitia satu dengan yang lainnya. Bahkan tadi para panitia penyelenggara tampak bergegas meninggalkan lokasi acara,” ucap Dadang Sujana, salah seorang wartawan online yang ada dilokasi Pendopo.

Diketahui dari poster yang tersebar, acara tersebut untuk para peserta dikenakan registrasi sebesar Rp175 ribu untuk umum on the spot Rp200 ribu, mahasiswa Rp125 ribu, on the spot Rp150 ribu. Peserta mendapatkan fasilitas, Seminar Kir, Snack, Lunch dan Sertifikat Satuan Kredit Profesi (SKP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Terpisah, Ketua DPD PPNI Kabupaten Garut yang juga anggota DPRD Kabupaten Garut, Karnoto S Kep M Si, menyayangkan sikap yang dilakukan oleh Panitia Penyelenggara dari Intan Science Center tersebut. Padahal, kata dia, dalam kegiatannya peserta mendapatkan SKP sebagai bukti atau nilai yang diberikan kepada perawat atas dedikasinya dalam mengembangkan profesinya sebagai perawat dan itu layak dipublikasikan.

“Ironis jika panpel menolak diwawancara, padahal kegiatan yang digelar oleh Intan Science Center ini kerap digelar tiga kali dalam setahun. Semestinya mereka bisa bekerjasama dengan awak media melalui press release yang sudah disiapkan panitia. Nanti kedepannya saya tidak berharap ada kejadian serupa. Mohon dimaklum mereka tidak terlalu paham bagaimana berinteraksi dilapangan,” tandas Karnoto. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *