Gerobak Gorengan Unik “Bowl Food” di Cibatu Garut Ini Menarik Pembeli

SEPUTAR GARUT3,119 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Masyarakat Garut pastinya sudah sangat akrab dengan yang namanya gorengan. Jajanan murah meriah ini memang sangat digandrungi banyak orang karena bisa dijadikan camilan atau teman minum teh sambil bersantai. Mencarinya pun cukup mudah. Biasanya dijual di gerobak-gerobak pedagang gorengan di pinggir jalan, seperti di gerobak milik Rahmat Kurniawan (29) ini.

Rahmat yang berjualan di kawasan pintu rel Kereta Api Jalan Cibatu-Bandrek Kampung Legok Asri RT03/13, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut ini sudah berjualan gorengan sejak tahun 2016 silam. Diberi nama “Bowl Food”, gerobak dagang milik Rahmat ini terbilang unik. Tiga drum besar diatas gerobak menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli.

“Awalnya saya kesulitan mencari kerja, lalu ikut dagang bersama temen di Kampus Farmasi dekat Pelelangan Ikan di Tarogong Kaler, di sini dagang juga baru setahun dan nggak pernah ganti profesi lagi. Bahkan gerobak ini juga bekas saya jualan disana, sementara nama Bowl sendiri hanya meneruskan Brandmark milik temen saja,” ujar Rahmat kepada hariangarutnews.com.

Apa saja yang Rahmat jual? Seperti kebanyakan pedagang gorengan lain, ia pun menjual macam-macam gorengan seperti gehu, cileng, risol, bakwan hingga bajigur. Panasnya minyak goreng pun sudah menjadi teman setia baginya. Kerja keras tetap dilakoninya walau peluh mengalir cukup deras pada wajahnya.

Berdagang jadi caranya untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. Dalam sehari ia bisa mengantongi omset sebesar 300 ribu rupiah. Dengan penghasilannya berjualan gorengan tersebut, Rahmat kini bisa memperkerjakan adik-adiknya. Berdagang gorengan bukan berarti tanpa kendala. Naik turunnya harga bahan baku sangat berpengaruh besar pada usaha yang dilakoni Rahmat ini.

“Kalau bahan makanan sedang naik itu sangat berpengaruh pada dagangan, kayak toge atau seperti saat ini cabai yang harganya mahal sekali. Tapi saya tetap mengakalinya agar tidak menjadi hambatan,” ujarnya.

Selain itu, Rahmat mengatakan cuaca juga sangat berpengaruh dalam menjalankan usahanya. Seperti hujan yang selalu turun kadang membuat pembeli berkurang. Rahmat biasanya membuka dagangannya mulai dari jam tiga sore hingga malam tiba. Sehari-hari ia selalu ditemani sang adik untuk berjualan.

“Saya selalu dibantu oleh adik untuk berjualan gorengan. Kalau yang membuat adonan sama ibu. Di usianya yang sudah tua ia masih mau untuk membantu saya mencari uang,” pungkasnya. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *