Kadisdik Garut Sesalkan Pernyataan Staffnya

FOKUS2,839 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Adanya pejabat di lingkungan  Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yang menolak Payroll System saat melaksanakan kegiatan optimalisasi Zakat Infaq Sodakho (ZIS) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Garut di gedung Islamic Center, Jalan Pramuka, Kecamatan Garut Kota, Kamis (16/01) kemarin. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong S Pd M Si, turut menyesalkan kejadian ini.

Padahal Totong berpendapat, justru dengan adanya zakat profesi ini banyak manfaatnya, maslahat dan juga banyak terbantu khususnya warga pendidikan, baik itu anak sekolah maupun guru-guru yang sabilillah dalam melaksanakan tugas pendidikan.

“Kemarin itu baru berjalan Kepala Sekolah dan Pengawas, nah Alhamdulillah potensinya cukup baik, sekarang ini kita kembangkan ke guru yang jumlahnya 9.600 orang yang potensinya mencapai Ro1,2 miliar,” ucap Totong, Jum’at (17/01) usai Apel Kesadaran Nasional dilapangan Setda Kabupaten Garut.

Untuk Pengembangan selanjutnya, kata Totong, ia meminta ini untuk didiskusikan karena ini jumlahnya besar, mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan dari Payroll Sistem ini terutama untuk guru.

“Pada intinya Disdik Kabupaten Garut mendukung penuh bahkan ini sudah berjalan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas dan sekarang dikembangkan ke guru. Karena jumlahnya banyak, ini perlu disosialisasikan untuk mengurangi dampak-dampak yang timbul dilapangan seperti apa. Contohnya, kalau gajinya minus, itu tidak mungkin di karena untuk dirinya pun menghidupi keluarga tidak cukup, tetapi kalau yang gajinya cukup dan memungkinkan kenapa tidak untuk zakat, apalagi dalam kita Islam, Zakat itu diambil,” paparnya.

Namun saat disinggung apakah pejabat Disdik tersebut yang menolak Payroll Sistem apakah akan dilakukan pemanggilan, Kadisdik mengatakan, bahwa yang bersangkutan berbicara atas nama organisasi PGRI bukan atas nama kedinasan.

“Itu kan kapasitasnya perwakilan dari PGRI ya, yang mana punya aturan dan AD ART tersendiri serta independen, tapi sebaiknya dia juga kan seorang Kasi, itu yang harus dijaga, karena dia juga menggambarkan struktural di kami, seharusnya bisa menjaga itu. Ada etika dalam berbicara dengan penyampaian yang santun dan elegan,” tandas Totong. (Ndy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *