Di Garut Pesantren SABA Siap Cetak 1000 Santri Menjadi Produser Logam Mulia

FOKUS, MIMBAR EDUKASI1,519 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Pesantren adalah sebagai lembaga pendidikan, kehadirannya telah memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat, baik pembentukan karakter maupun pencerdasan anak bangsa. Bahkan, pesantren ikut langsung dalam memproses kesatuan bangsa dan negara.

Peranan dan kontribusi besar tersebut—terkadang—masih dipandang sebelah mata oleh sebagian pemangku kebijakan. Sehingga muncul sebutan yang tidak pantas disematkan kepada pesantren, dalam hal ini santrinya, seperti halnya, sebutan “radikalisme”, “kurang gaul”, dan sebutan lainnya. Padahal , pesantren sampai sekarang telah mencatat tinta emas sebagai lembaga pendidikan yang tidak lekang dengan zaman, dan rusak dengan perkembangan.

Terbukti terakhir ini telah disahkannya RUU Pesantren. Untuk pemberdayaan dan peningkatan eksistensi serta kualitas pesantren dalam mencetak para santri yang handal dengan ilmu pengetahuan serta teknologi sebagai media pengembangan misinya yang mulia, yaitu membangun karakter bangsa yang adiluhung dan intelektual yang tinggi. Maka, diperlukan sebuah terobosan dan inovasi baru yang cukup signifikan dalam mewujudkan cita-cita mulia pesantren tersebut.

Melihat realitas sumber daya mineral menjadi “rebutan” berbagai bangsa, dan mineral dapat dijadikan income sangat “fantastis” bagi membagun sebuah peradaban yang adiluhung di dunia ini, maka telah saatnya pesantren memperhatikan hal ini.

Oleh karena, itu Pondok Pesantren SABA, yang di pimpin oleh Ceng NOER lulusan Al-Azhar Qairo, yang memiliki misi dan visi; Memuliakan anak bangsa dunia dan akhirat, bertekad ingin mencetak 1000 (seribu) santri yang ahli memproduksi logam mulia, mengapa demikian? Dengan harapan, pertama terciptanya para santri yang independen dalam berpikir dan bergerak, kedua santri mampu ikut serta dalam mensejahterakan umatnya (masyarakat) dalam menjalani kehidupannya, dan ketiga terciptanya para entrepreneur logam dari kalangan pesantren. Dengan terciptanya ketiga tujuan di atas, maka santri akan dapat secara nyata membantu pemerintah dalam membangun/mewujudkan bangsa Indonesia yang gemah ripah loh jinawi (baldatun thayibatun warabbun ghafur).

Ceng Noer, menuturkan, peranan santri bukan hanya mampu menguasai ilmu Al-Qur’an melainkan bisa dicetak dalam menghasilkan dan menggali sumber daya alam. Salah satunya SABA Foundation kini sedang merancang dalam memproduksi logam mulia.

“Kami akan mencetak 1000 santri di Kampung Bahasa Arab, Cibunar Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, ahli memproduksi logam mulia,” ujarnya, Minggu (3/11/2019).

Noer menjelaskan, berbagai alat produksi telah dimiliki dan sudah mulai di pergunakan dalam memproduksi logam mulia. Yang mana kini para santri usai melaksanakan kewajibannya langsung belajar bagaimana caranya untuk memproduksi logam mulia. “Santri yang kami didik, nantinya akan memiliki kterampilan dan menghasilkan inovasi yang berguna. Jadi saat lepas dari santri mereka sudah di bekali ilmu keterampilan,” ucapnya.

Tentunya, kata Ia, inovasi ini harus berakarkan kepada sumber daya alam yang melimpah ruah di negeri tercinta, Indonesia. Sumber Daya Alam yang sering dilupakan oleh mayoritas pemangku lembaga pendidikan, padahal sangat diperhatikan/diperlukan oleh seluruh lapisan negara, yaitu sumberda daya mineral. Mengapa mineral menjadi sumber daya yang penting untuk dilirik oleh Pesantren? Mineral—dari masa ke masa—menjadi bidikan utama para negara “menginvansi” ke negara Indonesia, bahkan ke beberapa negara lainnya. Mineral menjadi rebutan negara-negara adidaya, dalam rangka mencengkramkan “kuku” kolonialismenya. Singkat. (Hidayat)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *