Kerap Tangani ODGJ, Kepala Dinkes Garut Akan Terbitkan SK Kepada Tim Relasi

FOKUS1,962 views

HARIANGARUTNEWS.COM – Menjadi relawan pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bukanlah suatu pekerjaan yang lumrah. Mungkin hanya sedikit orang yang rela mengabdikan hidupnya untuk pekerjaan seperti ini.

Tim Relawan Sehat Jiwa (Relasi), salah satu dari sekian organisasi yang mau mengabdikan diri menjadi relawan pendamping ODGJ di Kecamatan Cibatu. Ketua Relasi, Roni Tobroni (48), warga Kampung Sumur Kondang RT01/09, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut ini menuturkan, bersama 9 orang lainnya telah menjadi relawan khusus menangani ODGJ sejak Januari 2014.

Roni menuturkan, hal yang membuatnya termotivasi untuk terus mengabdikan diri yakni rasa kemanusiaan. Dia melihat orang dengan ganguan jiwa adalah manusia yang sudah sepantasnya diperlakukan sebagai manusia. Tim Relasi, kata Roni, terbentuk atas dasar inisiatif dari masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa serta didasari dari kepedulian sekelompok masyarakat dalam membantu pasen dan keluarga yang mengalami gangguan jiwa, paparnya.

“Karena mereka punya hak yang sama sebagai manusia, tidak pantas untuk dikucilkan, sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk memanusiakan manusia. Adapun motto kita, “Pekerjaan Adalah Ibadah”,” ungkapnya.

Suka dan duka kerap dirasakannya, tak jarang rasa lelah kadang merongrong. Di sisi lain, pekerjaan sukarela ini, belum memiliki legal formal yang tetap. Sejauh ini, kata Roni, tugas Tim Relasi memberi bantuan sukarelawan berupa mengurus rujukan gannguan jiwa, melaporkan dan membawa pasen ke fasilitas kesehatan, mengawasi minum obat-obat pasen serta memberi penyuluhan kesehatan jiwa kepada masyarakat sekitarnya.

“Yang dirasa sampai saat ini, kebanyakan sukanya daripada dukanya. Sukanya ya, senang bisa membantu yang membutuhkan. Senang yang tidak bisa diganti dengan apa pun. Dukanya ada sedikit waktu yang tersita apalagi kalau sesuatu yang sangat mendesak dan darurat dari pihak klien,” ucapnya lirih.

Meski tidak ada batasan waktu untuk hari dan jam kerjanya, tapi itu semua tidak pernah mematahkan tekadnya untuk terus menjadi bagian yang peduli dengan sesama.

“Memang jam kerjanya tidak tentu. Yang pasti untuk waktunya kita bersinergi dengan semua pihak agar penanganannya tepat,” terangnya.

Roni menuturkan, hal menarik selama menjadi pendamping ialah bisa berinteraksi atau ngobrol bareng dengan ODGJ itu sendiri. Namun, ada juga hal yang tidak enak jadi relawan yaitu jika ada evakuasi di malam hari mau tidak mau dirinya harus turun ke wilayah. Bahkan, terkadang dirinya menerima laporan dari wilayah ada ODGJ yang sedang tak bisa kontrol diri atau ODGJ yang harus segera dievakuasi.

“Selama 5 tahun terakhir menjadi relawan pendamping, kurang lebih sudah 100 penderita ODGJ yang saya dampingi penanganannya. Adapun prosedur jejaring Komunikasi Relasi berawal dari penemuan kasus oleh masyarakat, melapor ke kader sehat jiwa, koordinasi dengan Forkopim Kecamatan, selanjutnya rujukan ke RSU/RSJ dengan pendampingan Tim Relasi,” tutur Roni.

Roni berharap kepada keluarga yang memiliki penderita ODGJ untuk lebih fokus merawat dan mengobati. Jangan melihat sebelah mata karena mereka juga berhak punya masa depan.

“Kami dan rekan-rekan sesama relawan pendamping ODGJ juga berharap mendapat perhatian pemerintah untuk masalah legal formal dan operasionalnya,” harap Roni.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Maskut Farid MM.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Maskut Farid MM mengapresiasi Pemerintah Tim Relasi yang telah membuat terobosan penanganan ODGJ. Menurut Maskut, Kabupaten Garut memiliki lebih dari 100 ODGJ, meskipun sebagian sudah ditangani dan di kirim ke RSJ untuk diobati, namun semuanya belum tuntas.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim Relasi, karena telah membantu dan peduli dengan program Dinkes Garut, harapan kami seluruh Puskesmas bisa membuat terobosan seperti Tim Relasi ini. Sebenarnya kader atau relawan sudah ada di beberapa UPT Puskesmas di wilayah kami, namun sampai dengan saat ini kami belum memiliki petunjuk pelaksanaanya maupun juknisnya, sehingga mereka saya arahkan untuk tetap jalan saja terlebih dahulu, hal ini berbeda dengan Tim Relasi yang telah langsung berani menggandeng Organisasi lintas sektor, termasuk RSJ,” terang Maskut, Senin (30/09).

Maskut berharap, seluruh UPT Puskesmas di Garut terdapat relawan penanganan ODGJ sehingga hal ini akan memudahkan untuk pendataan dan pembinaan, dengan target besar yaitu Garut bebas ODGJ.

“Kami lihat Program Tim Relasi lebih terkonsep dengan baik. Pasalnya para eks ODGJ telah diberikan bekal pelatihan keterampilan dari stake holder yang juga didampingi para kader sehat jiwa desa setempat yang diharapkan nantinya, para eks ODGJ binaanya bisa berkarya dan memiliki penghasilan serta bisa hidup mandiri. Insya Allah untuk legal formal maupun legitiminasinya nanti kami akan terbitkan Surat Keputusan dari Dinas Kesehatan,” pungkas Maskut. (Igie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *