HARIAN GARUT NEWS – COM Ketidakhadiran Direktur utama lama perumda Tirta Intan, Doni Suryadi pada pelantikan direksi yang baru dipertanyakan berbagai pihak. Bahkan Ketua Gerakan Indonesia Kita (GITA), Dani rhamdani menyebut ini mengisaratkan problem moral ketidakterimaan atas dirinya tak masuk dalam jajaran direksi yang dilantik. Kata Deni, ini problem karir atau efektifitas kinerja pak Doni dipolemikan.
“Saya rasa kinerja pak doni baik-baik saja. Jika menjadi persoalan utang Perumda yang besar, mestinya dievaluasi dulu. Mungkin utang tetsebut untuk belanja modal dan menjadi pertanggungjawaban ketiga direksi,” ujarnya.
Tambah Deni, beberapa orang yang dilantik bupati, basic profesinya tidak terkait dengan core bisnis PDAM. Tiga orang seperti aja Rowikarim sebagai Dirut Utama, Zaki saleh dan Haryono sebagai pengawas justru kental dengam aktivitas politisnya. Zaki, dia adalah jurnalis partisan
Bila dilihat dari arah afiliasinya maka penunjukan tiga orang tersebut kental startegi akomodasi dan koersif. Akomodasi nampak dari Aja dan Zaki yang pendukung Pilkada bupati.
Disisi lainn Haryono kerap memberikan kritikan terhadap pemerintah bupati Rudy-Helmy.
“Strategi Koersif memberi kedudukan dengan perspektif membungkam sikap kritis”, jelas Deni.
Sementara bupati Rudy Gunawan menyesalkan dan cukup geram dengan ketidakhadiran Dirut utama lama Doni Suryadi. PDAM sekarang dalam keadaan sekarat dengan sumberdaya manusia acak-acakan, Kepercayaan publik rendah, solah-olah Perumda menuju kebangkrutan, padahal pengelolaan air dilakukan dengan komersil.
“Apakah Dirut lama di undang atau tidak?” tanya Rudi.
Dilantiknya Dirut utama peusahaan Umum Daerah Aja Rowikarim, Direktur Administrasi dan Keuangan Syamsi Maulana, Direktur Teknis Ugun Wiguna dan Pengawas Haryono dan Zakki Saleh, kata Rudy diharapkan dapat menyelesaikan carut marutnya perusahaan daerah tersebut. (Ndy)
