Dari Redaksi : Pholosophy Jurnalistik Dalam Membangun Pemberitaan yang Benar dan Objektif

FOKUS1,453 views

Oleh : Igie N. Rukmana, S.Kom
(Pemimpin Redaksi Harian Garut News)

HARIANGARUTNEWS.COM – Media massa tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana sumber informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, maupun televisi.

Tentunya, setiap media massa melakukan kegiatan jurnalistik sebagai catatan kejadian dan peristiwa untuk disiarkan sebagai berita bagi masyarakat. Namun, saat ini beberapa jurnalis atau wartawan dari media massa tertentu sering luput terhadap aturan yang harus dijalankan.
Jurnalis atau wartawan tidak boleh menuliskan sesuatu peristiwa dengan menggunakan prasangka. Artinya, kejadian-kejadian tersebut tidak boleh disebutkan dengan pandangan subjektif dan menduga-duga. Selain itu, tulisan yang diskriminatif khususnya terhadap etnis, ras, suku dan agama menjadi pantangan bagi para penulis berita.

Hal ini jelas perlu dilakukan untuk menjaga etika dan fakta di ranah publik. Berita juga dapat dianggap mengandung kebohongan dan fitnah jika tidak disertai data, dan sumber yang jelas terhadap objek yang dikabarkan. Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.

Ada syarat dan prinsip-prinsip dasar yang harus diketahui Wartawan dalam menulis berita. Diantaranya Kejujuran, apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita. Kedua kecermatan, berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.

Selanjutnya keseimbangan, agar berita seimbang harus diperhatikan tampilan fakta dari masalah pokok. Intinya jangan memuat informasi yang tidak relevan, tidak menyesatkan atau menipu khalayak, jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis seakan-akan sebagai fakta, tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan.

Jika ada kesalahan, pelanggaran, atau penyinggungan terhadap pihak yang terbukti tidak sesuai dengan apa yang diberitakan dalam berita, seorang jurnalis harus meralat berita tersebut. Selain itu, jurnalis juga mengajukan permohonan maaf terhadap pihak yang bersangkutan dalam berita serta masyarakat atas kesalahannya menyerbarkan berita yang tidak sesuai fakta. Oleh karena itu, ada baiknya setiap jurnalis berhati-hati terhadap tulisan yang dibuatnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *